Lewat Wayang, Humas MPR Dorong Milenial Pahami 4 Pilar dan Lestarikan Budaya

BATANG - Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR RI, Siti Fauziah menilai, Pentas Seni Budaya Wayang Kulit merupakan metode unik dan efektif dalam menginternalisasi nilai-nilai 4 Pilar MPR RI.

"Sebab sangat fleksibel mengikuti budaya daerah masing-masing. Apalagi dari informasi para pemuda tadi, ternyata di Desa Geringgingsari juga sudah hampir 30 tahun tidak pernah ada pagelaran wayang. Untuk itu, malam ini kita hadir disini, dengan harapan bisa menghibur bapak ibu dan hadirin sekaligus memberikan edukasi tentang kebangsaan dan bagaimana menghargai nilai-nilai keberagaman," kata Siti di hadapan Masyarakat desa Gringgingsari Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dalam sebuah Pagelaran Wayang Kulit, Rabu (11/3/2020).

Pagelaran Wayang yang digelar dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI itu, menampilkan lakon atau kisah 'Semar Bangun Kayangan' yang dibawakan Ki Dalang Mangun Yuwono. Turut hadir dalam pagelaran wayang tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, Anggota DPR RI Muhammad Toha dari Fraksi PKB, Anggota MPR RI Bisyri Romli, Anggota DPRD Batang, Camat Wonotunggal, serta Kepala Desa Gringgingsari Sigit Pranoto.

Di hadapan para pemuda-pemuda Batang, Siti Fauziah menyatakan, sosialisasi Empat Pilar MPR melalui gelaran Wayang ini memang tak hanya ditujukan kepada kaum sepuh.

"Ada dua dampak positif yang ingin MPR dapat dari generasi milenial ini yakni pertama, Sosialisasi pasti tersampaikan, kedua MPR ingin melestarikan budaya daerah dengan memperkenalkan seni budaya tanah air kepada generasi muda bangsa sehingga mereka bisa memahami, mencintai dan kemudian menjaga serta melestarikannya," katanya.

Ditekankan Siti Fauziah, pentas seni Wayang Kulit tersebut didesain bukan hanya sekedar tontonan tapi merupakan tontonan dan hiburan yang sarat tuntunan yang diharapkan bisa diterapkan oleh masyarakat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya Wayang Kulit, Siti Fauziyah juga berharap para pemuda dan generasi milenial juga melestarikan budaya lainnya. "Tadi saya saya melihat ada tari tradisional yang dibawakan anak-anak Paud, ini luar biasa, dengan persiapan tidak sampai satu minggu, tapi sudah bagus, apalagi kalau kesenian ini bisa dikembangkan lagi. Kemudian ada juga seni beladiri kuntulan, sangat bagus, tapi saya lihat masih diperankan oleh orang-orang tua, kedepan, saya berharap bisa dilanjutkan oleh generasi muda," tegasnya.***