Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
23 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
2
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
22 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
3
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
20 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
4
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
5
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
20 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
6
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Politikus PKB: Bubarkan Saja Stafsus Milenial, Tidak Ada Faedahnya

Politikus PKB: Bubarkan Saja Stafsus Milenial, Tidak Ada Faedahnya
Rabu, 22 April 2020 12:18 WIB
JAKARTA - Dua Staf Khusus Presiden Joko Widodo sedang jadi buah bibir masyarakat. Pertama, Andi Taufan Garuda Putra akibat surat permintaan kepada camat se-Indonesia. Kedua, Adamas Belva Syah Devara menuai kritik keras dari masyarakat usai perusahaan startup miliknya, Ruangguru mendapat anggaran sebagai mitra program kartu prakerja.

Politikus PKB Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan staf khusus milenial Presiden Jokowi itu dibubarkan karena tidak berguna.

"Saya dari awal konsisten, bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak ada faedah," ujar dia kepada Merdeka.com, Rabu (22/4).

Namun, Wakil Ketua Komisi II ini mengatakan, kesalahan dalam mengambil keputusan merupakan hal yang wajar. Misalnya kesalahan Jokowi ketika memutuskan untuk membentuk dan merekrut stafsus milenial.

"Menurut saya, soal keputusan salah itu biasa saja," kata dia.

Tapi yang paling penting, kata Yaqut, yakni langkah yang diambil presiden setelah membuat keputusan yang dianggap salah lalu melakukan evaluasi dan perbaikan. Langkah perbaikan itulah yang saat ini sedang dinantikan oleh masyarakat Indonesia.

"Yang penting adalah respons atas kesalahan itu. Jika presiden segera mengevaluasi pembentukan stafsus milenial yang tidak berfaedah ini, maka publik akan mengapresiasi presiden sebagai pemimpin yang benar-benar mau dan mampu mendengarkan suara publik," tandasnya.

Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Adamas Belva Syah Devara mundur dari posisi staf khusus milenial presiden.

Belva mengaku Pengunduran diri tersebut telah disampaikan dalam bentuk surat kepada Jokowi pada 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada 17 April 2020.

Belva diketahui sempat diisukan terlibat conflict of interest karena program prakerja milik pemerintah menggandeng perusahaannya, yakni Ruang Guru.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:Banten, DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/