Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
9 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
11 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
3 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
4 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
8 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  MPR RI

Agar Tak Ada Keluhan Susah Sinyal, Gus Jazil Sarankan Keminfo dan Kemendikbud Bersinergi

Agar Tak Ada Keluhan Susah Sinyal, Gus Jazil Sarankan Keminfo dan Kemendikbud Bersinergi
Selasa, 18 Agustus 2020 21:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah lama memperkenalkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada para siswa dan mahasiswa di seluruh Indonesia.

"Kalau sekarang banyak masalah dan hambatan, berarti sistem yang dibangun  tidak berjalan," ujarnya saat menjadi pembicara webinar dengan tema ‘Pembelajaran PJJ di Wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) dengan tema 'Antara Harapan dan Kenyataan', Selasa (18/8/2020) di Jakarta.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mendapatkan data Kemendikbud sudah memperkenalkan PJJ melalui Universitas Terbuka (UT) dan Program Sistem Pendidikan Satelit (SISDIKSAT) sejak tahun 1980-an. 

Selain itu  ada program Indonesia Cyber Education (ICE) dan Sistem Program Pembelajaran Daring (SPADA), Kemenristek Dikti, pada tahun 2017.

Apabila sistem dan program PJJ berjalan dengan baik, menurutnya penggunaan teknologi dalam pembelanjaran tidak akan rendah dalam pemakaian. Dalam penggunaan teknologi untuk pembelajaran, angka partisipasi Indonesia terbilang rendah bila dibanding dengan Singapura. "Indonesia masih sekitar 34 persen, sedang Singapura sudah mencapai 90 persen," ungkapnya.

Agar PJJ bisa berjalan sesuai dengan harapan, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu menyarankan agar kementerian yang di bawah pimpinan Nadiem Anwar Makarim itu bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Komisi X DPR. "Sehingga hasilnya bisa maksimal," ujarnya.

Diharap setelah melakukan sinergi tidak akan terdengar lagi keluhan susah mendapatkan sinyal telekomunikasi, tidak mempunyai kuota internet, dan sulit menerima materi pembelajaran yang diberikan guru atau dosen.

Selain di daerah 3T, di tengah pandemi Covid-19, PJJ ditegaskan oleh pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu sangat penting. Untuk itu didorong agar Kemendikbud membenahi diri agar siap menjalankan PJJ terhadap para siswa dan mahasiswa yang daerahnya berada dalam zona merah.

Ikut serta dalam webinar, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Prof Ir Nizam, Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira, Direktur Utama Badan Asesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Anang Achmad Latif, Rektor Universitas Indonesia, Prof Ari Kuncoro, Kepala Humas & Protokol Pemerintah Proviinsi Nusa Tengara Timur, Marius Ardu Jelamu, Direktur Eksekutif Center for Education Regulation and Development Analysis, Indra Charismiadji dan 400 peserta lainnya.** Indra Charismiadji dan 400 peserta lainnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/