Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
12 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
7 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
7 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
12 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Ekonom Berharap KPK Bicara soal Celah di Bantuan Non Tunai

Ekonom Berharap KPK Bicara soal Celah di Bantuan Non Tunai
Salah satu bantuan non tunai selama pandemi. (Gambar: Dok. Tangkapan layar)
Senin, 31 Agustus 2020 13:41 WIB

JAKARTA - Kepala Dewan Penasehat Indonesia Research and Strategic Analysis (IRSA), Faisal Basri mengungkapkan, seharusnya pemerintah hanya menetapkan satu jenis bantuan untuk pertahanan konsumsi masyarakat kelas bawah. Dan, tunai.

"Gelontorkan langsung uang ke masyarakat, tapi jangan 8 jenis, (dan, red) tunai saja," kata Faisal dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Ia mengatakan, bantuan dalam bentuk tunai relatif bisa menghindari tumpang tindih penerima. Karena, "tidak bisa dobel kan, penerimaannya langsung rekening,".

Lalu kenapa faktanya ada beberapa jenis bantuan yang di antaranya adalah non tunai?. Rupanya, Faisal mengungkapkan, ada margin sekitar 20 persenan dari harga komponen bantuan non tunai, untuk birokrasi yang terlibat.

"Saya berharap KPK juga (bicara soal ini, red), masa hanya sendiri yang bicara," kata Faisal.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/