Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
12 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
7 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
7 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
12 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Home  /  Berita  /  Kesehatan

WHO Sebut Obat Ini Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19 Gejala Parah, Baru Satu-satunya

WHO Sebut Obat Ini Efektif Sembuhkan Pasien Covid-19 Gejala Parah, Baru Satu-satunya
Dexamethasone, obat efektif sembuhkan pasien Covid-19 dengan gejala parah. (matthew horwood/getty/images/detikcom)
Sabtu, 17 Oktober 2020 12:49 WIB

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hingga kini hanya dexamethasone yang terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19 dengan gejala parah.

Sementara itu, Uji Coba Terapi Solidaritas WHO menyimpulkan bahwa obat remdesivir dan interferon, hanya sedikit efeknya dalam mencegah kematian terkait virus corona atau mengurangi waktu di rumah sakit.

''Untuk saat ini, dexamethasone kortikosteroid masih satu-satunya terapi yang terbukti efektif melawan Covid-19, untuk pasien dengan penyakit parah,'' ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus, seperti dikutip dari detik.com yang melansir Anadolu Agency, Sabtu (17/10/2020).

Tedros menjelaskan, Solidarity Trial adalah uji coba terkontrol acak terbesar di dunia untuk terapi Covid-19, yang melibatkan hampir 13.000 pasien di 500 rumah sakit di 30 negara.

Sebelumnya WHO menghentikan percobaan obat hidroksiklorokuin pada bulan Juni dan kombinasi lopinavir dan ritonavir pada bulan Juli, dengan alasan bahwa kedua terapi tersebut hanya membawa sedikit penurunan pada kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.***

Editor:hasan b
Sumber:detik.com
Kategori:Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/