Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
22 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
2
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
22 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
4 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
4 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
Olahraga
4 jam yang lalu
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia Hadapi Korsel
6
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
4 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Home  /  Berita  /  Nasional

Fenomena Tahu Tempe jadi Catatan Merah Awal Tahun 2021, Pemerintah Harus Lakukan Ini..

Fenomena Tahu Tempe jadi Catatan Merah Awal Tahun 2021, Pemerintah Harus Lakukan Ini..
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Anis Byarwati dalam suatu kesempatan. (foto: istimewa)
Rabu, 06 Januari 2021 10:40 WIB

JAKARTA - Tahu dan tempe sempat hilang di pasaran. Produsen mogok produksi di awal tahun, dan baru mulai berproduksi pada Senin (4/1/2021). Tapi harga jual tahu tempe menurut Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), naik 25 persen guna mengimbangi tingginya harga kacang kedelai impor.

Bagi ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Anis Byarwati, fenomena tersebut merupakan catatan merah untuk pemerintah di awal tahun 2021. Pemerintah harus berbenah dengan melakukan:

1) Mendasarkan kebijakan pangan nasional pada data yang kuat dan mengikat seluruh pemangku kepentingan.

2) Kembali meningkatkan produksi kedelai lokal dan mengendalikan kedelai impor.

3) Optimalisasi penggunaan Dana Desa untuk mengembangkan potensi desa. Dalam hal ini, Anis menyinggung sejarah swasembada kedelai pada 1992.

4) Perbaikan tata niaga kebutuhan pangan dan memperhatikan pentingnya kolaborasi aktif antara Kementerian dan Lembaga terkait, untuk menciptakan stabilitas harga pangan. Anis menekankan pencegahan fenomena tahu tempe kali ini terjadi kemudian hari terhadap beras, telur, daging, cabe, bawang dan masih banyak produk pangan lainnya.

5) Penindakan tegas terhadap spekulan yang melakukan praktik penimbunan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus mencabut Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) pihak-pihak yang terbukti melanggar aturan tanpa kecuali.

"Sanksi tegas ini menjadi pelajaran atau shock therapy bagi para spekulan agar tidak lagi melakukan aksi penimbunan karena dapat menyebabkan harga menjadi tidak wajar," kata Anis yang juga duduk di Komisi XI DPR RI itu dalam rilis, Rabu (6/1/2021).***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, DPR RI, Nasional, Politik, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/