Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
22 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
2
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
24 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
3
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
23 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
4
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
22 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
5
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
6
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
22 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
Home  /  Berita  /  Kesehatan

WHO Prediksi Tahun Ini Pandemi Covid-19 Makin Parah, Ini Alasannya

WHO Prediksi Tahun Ini Pandemi Covid-19 Makin Parah, Ini Alasannya
Pejabat darurat WHO Dr Michael Ryan. (cgtn.com)
Senin, 18 Januari 2021 11:54 WIB
JAKARTA -- WHO (organisasi kesehatan dunia) memperkirakan tahun ini atau tahun kedua pandemi Covid-19, kondisinya semakin parah dibanding tahun sebelumnya.

Dikutip dari Viva.co.id, pejabat darurat WHO Dr Michael Ryan, mengatakan, prediksi ini mengingat bagaimana virus corona baru menyebar, terutama di belahan bumi utara karena varian yang lebih menular beredar. 

''Tahun ini akan memasuki tahun kedua, ini bisa lebih sulit mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat,'' kata Michael Ryan seperti dilansir laman Asiaone. 

WHO, dalam pembaruan epidemiologi terbarunya, mengatakan sekitar lima juta kasus baru dilaporkan minggu lalu, peningkatan kasus ini kemungkinan akibat dari kegagalan pertahanan selama musim liburan.

''Pastinya di belahan bumi utara, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, kami telah melihat musim dingin, orang-orang lebih banyak di dalam rumah, percampuran sosial yang meningkat dan kombinasi faktor-faktor yang telah mendorong peningkatan penularan di, banyak negara,'' kata Ryan.

Kepala Teknis WHO untuk penanganan Covid-19, Dr Maria Van Kerkhove, memperingatkan, setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.

Di tengah kekhawatiran yang berkembang akan penularan, kini muncul varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan saat ini telah menyebar ke beberapa negara  di seluruh dunia. Hal itu membuat pemerintah di seluruh Eropa pada hari Rabu pekan lalu mengumumkan pembatasan sosial yang lebih ketat dan dalam jangka waktu lebih lama untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.

''Saya khawatir kita akan tetap berada dalam naik turun naik turun tapi kami dapat melakukannya dengan lebih baik,'' kata Dr Van Kerkhove.

Dokter Meninggal

Sementara itu, otoritas kesehatan AS sedang menyelidiki kasus seorang dokter di Florida yang meninggal 16 hari setelah menerima vaksin virus corona Pfizer-BioNTech, berdasar laporan The New York Times. Istrinya menulis di postingan Facebook, dokter tersebut meninggal karena pendarahan otak.

Pfizer mengatakan pihaknya secara aktif menyelidiki kasus tersebut. 

''Tetapi saat ini kami tidak yakin bahwa ada hubungan langsung dengan vaksin tersebut,'' lapor The New York Times.

''Belum ada sinyal keamanan terkait yang diidentifikasi dalam uji klinis kami, pengalaman pasca pemasaran sejauh ini  atau dengan teknologi yang digunakan untuk membuat vaksin,'' kata pihak Pfizer.***

Editor:hasan b
Sumber:viva.co.id
Kategori:Kesehatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/