Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
5 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
3 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
2 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
2 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Sosialisasi Masif dan Akurat Salah Satu Kunci Suksesnya Vaksinasi Covid-19

Sosialisasi Masif dan Akurat Salah Satu Kunci Suksesnya Vaksinasi Covid-19
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (foto: Istimewa)
Rabu, 27 Januari 2021 22:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Sosialisasi yang transparan dan akurat menjadi salah satu kunci dalam proses vaksinasi Covid-19 secara nasional. Demikian diungkapkan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam diskusi daring Forum Diskusi Denpasar 12 edisi khusus yang merelay program Media Group News Summit, Indonesia 2021-Solusi Maju Bersama, bertema Public Health: Vaccine What to Expect, Rabu (27/1/2021).

"Dengan informasi yang akurat dan masif muncul pengakuan kredibilitas, akhirnya menghasilkan empati dan kepercayaan masyarakat," katanya. 

Selain Lestari, dalam diskusi tersebut hadir Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin; Ketua Lembaga Ejikman, Amin Soebandrio sebagai narasumber.

Hadir juga sebagai panelis dalam diskusi tersebut Adi Utarini (Pakar Kesehatan UGM),
Tulus Abadi (Ketua Pengurus Harian YLKI), Jonathan Sudharta (CEO Halodoc), Aminuddin Syam (Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin/FKM Unhas), Kuntjoro Adi Purjanto (Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia/Persi) dan Philips Vermonte (Direktur Eksekutif CSIS).

Diakui Lestari, saat ini memang ada kelompok masyarakat yang sudah menyadari pentingnya vaksinasi, namun di sisi lain ada kelompok masyarakat memang sejak awal tidak percaya adanya Covid-19, apalagi vaksin. Data Media Research Center bahkan mencatat 46,3% masyarakat tidak yakin vaksinasi mampu mengatasi pandemi.

Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, bila problem vaksinasi dihadapi dengan mengedepankan semangat kebangsaan akan lebih mudah untuk mengatasinya.

Masyarakat, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, diharapkan menempatkan upaya perubahan perilaku dan vaksinasi sebagai bagian dari upaya melindungi bangsa ini dari serbuan virus korona. Ibarat perang merebut kemerdekaan, jelas Rerie, saat ini kita lawan sebaran Covid-19 lewat vaksinasi dan perubahan perilaku sesuai protokol kesehatan.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin berpendapat, yang kita butuhkan saat ini adalah strategi untuk mengubah perilaku masyarakat sebelum dan sesudah pandemi menjadi perilaku yang sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah paparan Covid-19. "Upaya ini harus menjadi gerakan masyarakat," ujarnya.

Selain itu, jelas Budi, perbaikan teknis diagnosa dalam hal testing, tracing dan isolasi.

Ketua Umum Persi, Kuntjoro Adi Purjanto berpendapat untuk memperkuat sosialisasi vaksinasi dan penanggulangan Covid-19 dengan memanfaatkan kolaborasi masyarakat dari tingkat RT hingga nasional. Dalam sosialisasi penanggulangan dan vaksinasi Covid-19, jelas Kuntjoro, gotong-royong antar komunitas sangat dibutuhkan saat ini.

Dekan FKM Unhas, Aminuddin Syam berpendapat pengendalian Covid-19 selain memerlukan vaksin biologis dengan berbagai merek juga vaksin sosial yang selama ini terus disosialisasikan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun). Dua vaksin itu, menurut Aminuddin, harus secara sinergi dijalankan.

Direktur Eksekutif CSIS, Philips Vermonte merinci sejumlah tantangan dalam pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 secara nasional yaitu tantangan bidang administrasi dan regulasi, distribusi dan logistik, peran swasta dan tantangan mengubah mindset secara kultural.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77