Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
20 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
2
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
20 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
3
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
4
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
14 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
5
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
6
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
2 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Ahli Sebut ada Kelalaian Pemerintah dalam Pemetaan Wilayah Rawan Gas dan Minyak di Riau

Ahli Sebut ada Kelalaian Pemerintah dalam Pemetaan Wilayah Rawan Gas dan Minyak di Riau
Kondisi Pesantren Al-Ihsan, Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, yang dibanjiri lumpur dari pengeboran sumur air minum. Gambar diambil pada Jumat (5/2/2021). (gambar: ist./goriau.com)
Sabtu, 06 Februari 2021 17:07 WIB
JAKARTA - Direktur CMEES (Central for Energy Economics Studies), Kurtubi menilai, ada aspek kelalaian pemerintah dalam hal ini Pusat Geologi di Dinas ESDM (Energi dan Dumber Daya Mineral) dalam melakukan pemetaan wilayah aman dan rawan menyusul munculnya gas dan lumpur di sebuah pesantren di Pekanbaru, Riau.

Pasalnya, cukup menjadi pengetahuan umum bahwa kandungan minyak dan gas terbesar di Indonesia berada di perut bumi Riau. Ini diketahui sejak zaman kolonial Belanda.

"Betul (ada kelalaian itu, red). Mestinya dipetakan lebih detail, demi keamanan rakyat dan untuk produksi Migas itu sendiri. Itu lah gunanya pemerintah," kata Kurtubi kepada GoNews.co, Jumat (5/2/2021).

Menurut Alumnus Colorado School of Mines, Institute Francaise du Petrole yang pernah duduk di Komisi VII DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) itu, Dinas ESDM setempat juga sebenarnya tidak memiliki hambatan regulasi untuk melakukan pemetaan tersebut.

Sejauh ini pemerintah telah melakukan survey-survey geologi tapi motifnya, kata Kurtubi, "Untuk mencari minyak, bukan untuk mengamankan rakyat,".

Sekarang, setelah semburan gas dan luapan lumpur telah membanjiri salah satu pesantren di Pekanbaru, Riau tersebut, yang harus dilakukan pemeritah adalah mengkaji volume yang akan keluar agar mitigasi bisa lebih tepat. Pemerintah juga harus segera menetapkan apakah gas dan lumpur tersebut memiliki kandungan berbahaya atau tidak.

"Gas berbahaya itu ada Etana, Metana, C1, C2, C3, C4, H₂S. Harus segera dilakukan tindakan-tindakan, pemerintah tidak boleh letoy," kata Kurtubi.

Sebelumnya, semburan gas keluar dari lubang galian sumur air minum di Pesantren Al-Ihsan, Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, pada Kamis (4/2/2021).

Hingga Jumat, area pesantren telah dibajiri oleh lumpur yang juga keluar dari lubang tersebut. Beberapa bagian bangunan pesantren dikabarkan rusak. Warga pesantren juga diungsikan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Lingkungan, Pemerintahan, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/