Ketidakpercayaan Tertinggi pada Efektivitas Vaksin Ada di Minang, Bugis dan Melayu
Hal tersebut menjadi potret umum hasil penelitian LSI (Lembaga Survei Indonesia) terhadap 2300 responden di 11 provinsi yang dianalisis sepanjang 25 - 31 Januari 2021.
Lebih jauh, ketidakpercayaan masyarakat bahwa vaksin dapat mencegah mereka dari tertular virus corona paling sedikit terjadi di kelompok non muslim, kemudian etnis Batak, masyarakat berpendidikan tinggi, masyarakat di zona Banten, Jawa Tengah, dan Kalimantan. Artinya, kepercayaan kelompok-kelompok dan zona ini terhadap efektivitas vaksin lebih tinggi.
Laporan LSI yang dikurasi GoNews.co pada Selasa (23/2/2021) menyebut, di kelompok non muslim ada sebanyak 33,6 persen yang menyatakan tidak percaya bahwa vaksin dapat mencegah dari tertular corona. Di etnis Batak, 20,2 persen masyarakat yang tidak percaya. Di kelompok berpendidikan tinggi ada sebanyak 39,8 persen yang tidak percaya.
Sementara di zona Banten, Jawa Tengah dan Kalimantan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin masing-masing tercatat sebanyak, 34,8 persen (Banten), 36,3 persen (Jawa Tengah), 34,2 persen (Kalimantan). Dan yang percaya hanya tercatat sebanyak, 54,9 persen (Banten), 52,7 persen (Jawa Tengah), 53,6 persen (Kalimantan).
Hasil penelitian juga mencatat, ketidakpercayaan terhadap efektivitas vaksin tertinggi terjadi di kelompok etnis Minang, Bugis, Melayu. Ketidakpercayaan mereka terhadap efektivitas vaksin, masing-masing berada di atas angka 62,9 persen.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | DKI Jakarta, Kesehatan, Nasional |