Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
21 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
16 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
16 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
21 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Ketidakpercayaan Tertinggi pada Efektivitas Vaksin Ada di Minang, Bugis dan Melayu

Ketidakpercayaan Tertinggi pada Efektivitas Vaksin Ada di Minang, Bugis dan Melayu
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi saat divaksin pencegahan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, 13 Januari 2021. (gambar: ist. tangkapan layar video setpres)
Selasa, 23 Februari 2021 15:58 WIB
JAKARTA - Mayoritas (92, 8) persen masyarakat Indonesia mengetahui adanya program vaksinasi pencegahan Covid-19, tapi hanya 46,1 persen masyarakat yang percaya bahwa vaksin dapat mencegah mereka dari tertular virus corona.

Hal tersebut menjadi potret umum hasil penelitian LSI (Lembaga Survei Indonesia) terhadap 2300 responden di 11 provinsi yang dianalisis sepanjang 25 - 31 Januari 2021.

Lebih jauh, ketidakpercayaan masyarakat bahwa vaksin dapat mencegah mereka dari tertular virus corona paling sedikit terjadi di kelompok non muslim, kemudian etnis Batak, masyarakat berpendidikan tinggi, masyarakat di zona Banten, Jawa Tengah, dan Kalimantan. Artinya, kepercayaan kelompok-kelompok dan zona ini terhadap efektivitas vaksin lebih tinggi.

Laporan LSI yang dikurasi GoNews.co pada Selasa (23/2/2021) menyebut, di kelompok non muslim ada sebanyak 33,6 persen yang menyatakan tidak percaya bahwa vaksin dapat mencegah dari tertular corona. Di etnis Batak, 20,2 persen masyarakat yang tidak percaya. Di kelompok berpendidikan tinggi ada sebanyak 39,8 persen yang tidak percaya.

Sementara di zona Banten, Jawa Tengah dan Kalimantan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin masing-masing tercatat sebanyak, 34,8 persen (Banten), 36,3 persen (Jawa Tengah), 34,2 persen (Kalimantan). Dan yang percaya hanya tercatat sebanyak, 54,9 persen (Banten), 52,7 persen (Jawa Tengah), 53,6 persen (Kalimantan).

Hasil penelitian juga mencatat, ketidakpercayaan terhadap efektivitas vaksin tertinggi terjadi di kelompok etnis Minang, Bugis, Melayu. Ketidakpercayaan mereka terhadap efektivitas vaksin, masing-masing berada di atas angka 62,9 persen.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/