Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
3
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
4
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
23 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
5
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
6
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
18 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Penularan Covid Meluas, Epidemiolog Sarankan PON Papua Tanpa Penonton

Penularan Covid Meluas, Epidemiolog Sarankan PON Papua Tanpa Penonton
Antrean penonton di PON Papua. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 08 Oktober 2021 15:54 WIB

JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar di lokasi penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tidak dihadiri penonton. Saran itu disampaikan usai ditemukan 39 kasus positif virus corona (Covid-19) di lokasi penyelenggaraan PON.

"Harusnya kalau ditemukan seperti itu di lokasi di bubble itu, di lokasi penyelenggaraan jangan ada penonton dulu, jangan ada interaksi dulu dengan dunia luar," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (8/10).

Diketahui, pemerintah menerapkan sistem bubble dalam penyelenggaraan PON XX di Papua. Atlet, peserta, tim, official, serta panitia dan media massa melakukan aktivitas di lokasi yang telah ditentukan.

Mereka tidak diizinkan melakukan aktivitas di luar tempat tersebut dan pulang pergi dengan kendaraan yang telah ditentukan. Dicky mengingatkan agar penonton, official, maupun penyelenggara PON benar-benar tidak berinteraksi dengan pihak luar. Sistem bubble akan percuma karena penularan bisa terjadi lewat interaksi dengan pihak yang tidak berkepentingan dengan PON.

"Benar-benar nggak ada kontak dengan official dengan para pemain dan semua yang terlibat, mungkin ada official dari pejabat Pemda segala macam itu harus betul-betul dikarantina kalau ada kontak," tuturnya.

Terpisah, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko yakin bakal ada klaster penularan virus corona dari penyelenggaraan PON XX Papua.

"Menurut saya pada kerumunan itu enggak mungkin enggak ada klaster, pada PON juga nggak mungkin nggak ada klaster pasti ada klaster," kata Miko dilansir GoNews.co dari CNNIndonesia.com, Jumat (08/10/2021).

Menurut Miko, tidak perlu menunggu jumlah kasus positif Covid-19 di PON XX Papua hingga 34 untuk disebut sebagai klaster. Ia menjelaskan, penularan kasus Covid-19 yang terjadi pada satu orang ke orang lainnya di tempat yang sama sudah memenuhi kriteria disebut klaster.

"Menolak ada klaster luar biasa salahnya, luar biasa salahnya, sudah (pasti) ada klaster. Olimpiade aja ada klaster. Olimpiade ya yang di Jepang," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut kasus Covid-19 di penyelenggaraan PON XX Papua saat ini mencapai 34 kasus. Semua kasus tersebut, kata Wiku, tanpa gejala. "Hingga saat ini terdapat 34 kasus positif Covid-19 dalam penyelenggaraan PON ke XX. Semuanya tanpa gejala dan diharapkan dapat segera pulih," kata Wiku dalam konpers virtual, Kamis (7/10) sore.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, Kesehatan, DKI Jakarta, Papua
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/