Sambut Optimisme Pemerintah soal Kendaraan Listrik, ReforMiner Institute Ingatkan Hal Ini...
"Dalam konteks automotif, bagaimana kemudian ke depan Jepang akan moving kemana terkait industri otomotifnya, karena sejauh ini mereka belum entry ke market mobil listrik, justru China dan Korea, sementara dominasi mereka di pasar Indonesia cukup besar. Sepanjang mereka masih bertahan di konvensional relatif berat bagi indonesia (mewujudkan transisi energi dalam konteks otomotif, red)," kata Komaidi sebagaimana dikutip GoNEWS.co.
Baca Juga: Pemerintah Temui Gubernur JBIC, Energy Watch: Pemerintah Serius dalam Transisi Energi
Komaidi mengingatkan, selain menjaring investor asing dalam mewujudkan transisi energi dari eneri fosil ke EBT (energi baru terbarukan), pemerintah juga perlu memperhatikan keberlangsungan industri otomotif secara keseluruhan.
"Kemudian nasib yang mobil sudah eksis, termasuk infrastruktur penunjang, seperti pabriknya, bengkel dan karyawan bagaimana. Ini pekerjaan rumah yang saya kira tidak sederhana, sekedar mengkampanyekan pindah ke EBT, ada aspek aspek lain yang sejauh ini belum disentuh," jelas Komaidi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Hitung Biaya Pajak Mobil?
Baca Juga: Energi Watch: G20 Momentum Dukungan Optimalisasi EBT Nasional dan Akselerasi Kendaraan Listrik
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan sejumlah petinggi perusahaan otomotif di Jepang serta mengantongi sejumlah komitmen investasi triliunan rupiah untuk produk kendaraan yang ramah lingkungan.
"Saya meyakini bahwa permintaan kendaraan listrik baik roda empat maupun roda dua di Indonesia maupun di kawasan ASEAN kedepan akan terus meningkat. Indonesia dapat dijadikan industrial base produksi Electric Vehicle (EV) untuk dipasarkan di kawasan ASEAN maupun di Indonesia sendiri," kata Airlangga dalam suatu pernyataan, kemarin (26/7/2022).
Baca Juga: Selalu Pakai BRImo, Nasabah BRI Ini Dapat Hadiah Mobil Listrik Premium
Baca Juga: Hyundai IONIQ 5, Mobil Listrik Pertama yang Dirakit di Indonesia
Dunia mulai beralih dari memproduksi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik. Ini sejalan dengan kebijakan transisi energi Indonesia yang berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 serta Nationally Determined Contributions (NDCs) pengurangan emisi karbon 29% pada tahun 2030.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta |