IPO: KIB Belum Terikat Capres tapi Terbuka
"Situasi saat ini, masih terbuka, lebar peluang perubahan koalisi termasuk di KIB. Adanya peluang mendapat mitra, itu setara dengan peluang kehilangan mitra atau bubar," terang Dedi sebagaimana dikutip GoNEWS.co.
Baca Juga: Bacaan CSIS soal Peluang KIB dan Arah Koalisi PDIP
Baca Juga: KIB Cari Anggota Baru, Pengamat Sebut Tiga Kemungkinan Ini
Menurutnya, parpol yang memungkinkan bergabung dengan KIB adalah Nasdem. Hal itu ditinjau dari cara pandang NasDem yang mirip dengan Golkar.
"Mitra strategis yang mungkin bisa sejalan dengan KIB adalah NasDem, mengingat NasDem punya cara pandang politik mirip dengan Golkar, juga karena belum adanya tokoh potensial yang muncul dari NasDem," ungkapnya.
Baca Juga: Pengamat: KIB Mesti Usung Kandidat Capres Internal pada Pilpres 2024
Baca Juga: Pengamat: Kecil Kemungkinan KIB Bakal Usung Anies Baswedan
Dedi mengatakan Parpol yang tengah didekati KIB yakni Demokrat dan PKS justru berada pada lain gerbong. Bahkan keduanya berpotensi untuk menarik partai lain untuk bergabung.
"Sementara Demokrat dan PKS cukup sulit didekati, setidaknya selain karena saat ini berbeda gerbong, juga karena Demokrat punya tokoh potensial. Dua partai ini lebih mungkin menarik anggota baru, dibanding menjadi anggota koalisi yang sudah ada," tandasnya.
Baca Juga: Safari Politik Madam Dievaluasi Bentuk Persiapan Sebagai Capres 2024
Baca Juga: Unggul dalam Banyak Survei, Pengamat: Kinerjanya Terbukti, Wajar Airlangga Ingin Publik Jadi Capres
Meski demikian, upaya KIB tidak mudah untuk memikat Nasdem dalam gerbong yang diisi Golkar, PAN, dan PPP. Mengingat Ketum Nasdem Surya Paloh mempunyai karakter politik tersendiri.
"Tetapi NasDem pun tidak mudah bergabung, mengingat Surya Paloh punya karakter politik yang kuat. Terlebih NasDem sudah miliki pilihan, misalnya yang diumumkan terdahulu yakni Anies Baswedan, juga Andika Perkasa," tambahnya.
Hingga saat ini, KIB belum juga mengumumkan Capres yang bakal diusung. Hal itu dinilai sebagai kondisi KIB saat ini belum cukup kuat.
"Sepanjang koalisi belum miliki tokoh terusung, atau setidaknya miliki tokoh yang kuat, maka koalisi itu dipastikan masih lemah, karena mereka hanya punya komunitas tanpa pengikat yakni tokoh terusung itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, mengajak Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Tujuannya agar KIB semakin kuat, kokoh dalam mengusung Capres-Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Politik, Nasional, DKI Jakarta |