Jaga Semangat Kebangsaan, Riski Sadiq Gaungkan Pemahaman 4 Pilar di Kediri

KEDIRI - Anggota MPR RI, Ahmad Riski Sadiq tak henti-hentinya terus menggencarkan gaung pemahaman empat pilar kebangsaan guna menjaga semangat cinta Tanah Air. Secara konsekuen juga menjaga sendi-sendi utama lainnya, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Menurutnya, 4 pilar telah terbukti memperkukuh kebersamaan sesama anak bangsa. "4 pilar MPR RI terbukti mampu merajut bangsa kita," ujar Ahmad Riski Sadiq saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Aula Desa Wates Bendo, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (12/8/2022).

Dengan diadakannya kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Baginya, kegiatan ini menjadi demikian penting mengingat besarnya berbagai tantangan bangsa yang saat ini harus dihadapi. Ketua DPW PAN Jatim itu menilai, diperlukan karakter kuat yang berlandaskan nilai-nilai luhur kebangsaan seperti dalam empat pilar untuk anak bangsa. "Sehingga bangsa ini mampu mengatasi dan melewati tantangan yang ada," ujarnya.

Kegiatan sosialisasi empat pilar MPR ini bersama pengajian Al-Hidayah yang bertujuan untuk mendorong kontribusi dalam menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Masyarakat daerah kata Riski, saat ini memiliki peran yang penting dan strategis dalam menjaga integritas bangsa. "Khususnya ibu-ibu pengajian, bapak-bapak petani, nelayan sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk turut berkontribusi dalam menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan, termasuk nilai-nilai luhur 4 pilar kebangsaan," tandasnya.

Ahmad Riski Sadiq juga menyebut, kemerdekaan Indonesia dibangun dengan kebersamaan, salah satunya dari para petani, nelayan dan pemuda. Untuk itu, Ia juga mengajak kalangan pemuda untuk terus mendengungkan empat pilar. "Apa tujuan empat pilar? Supaya di masyarakat tidak ada diskriminasi. Intisarinya, jangan ada pendiskreditan atau pemojokan, atau istilah mayoritas dan minoritas itu sudah hilang dari Indonesia. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi, pahami tentang kebangsaan kita, jangan ada pembedaan karena agama, kita harus saling menghormati," ajaknya.

Indonesia memiliki 13 ribu pulau. Dari situ tumbuh bahasa-bahasa daerah yang beragam disertai budaya yang berbeda-beda. "Sekali lagi, kata kuncinya masyarakat tetap bisa bersatu dengan bahasa Indonesia, sekaligus untuk mempererat persatuan dan kesatuan. Kita harus saling menghargai, harmonis satu sama lain. Kata kuncinya itu. Mayoritas dan minoritas tidak ada lagi. Kita harus menganggap sama tidak boleh ada yang dikucilkan," tandasnya.***