"Saya mendukung upaya-upaya pembuatan vaksin oleh BUMN ini sehingga vaksin yang digunakan di negara, kita nantinya tidak perlu impor lagi. Saya sih maunya tidak terlalu mahal, karena kalau mahal nanti orang mikir lagi. Murah dan bagus. Kualitasnya juga harus bagus," ujar Elva sebagaimana dikutip GoNEWS.co.
Baca Juga: Sabet WTP dari BPK, DPR Janji Perjuangkan Penambahan Anggaran BP2MI
Baca Juga: Dukung Peningkatan Anggaran Kemenprin, DPR Dorong Validasi data IKM
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut juga berharap bahwa induk Holding BUMN Farmasi itu juga bisa menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri. Menurut Elva, hal tersebut bisa menekan biaya produksi, sehingga harga vaksin maupun obat yang diproduksi bisa lebih murah.
"Jangan sampai kita buat sendiri tapi banyak bahan yang masih impor dari luar dan akan mahal. Saya enggak mau begitu. Kalau kita semua buat sendiri, saya mau harus murah. Jadi perhatikan juga bahan bajunya," tambah anggota dewan daerah pemilihan (dapil) Bengkulu tersebut.
Baca Juga: Anggota DPR Dorong Generasi Muda Sadar Perlindungan Data Pribadi
Baca Juga: Rapat Pelantikan Ketua 'Komisi Agama' DPR RI Berlangsung Tertutup
Diketahui, ekspansi PT Bio Farma untuk membangun pabrik farmasi yang diperkirakan menelan investasi hingga Rp5 triliun tersebut rencananya akan dilakukan mulai tahun 2023 mendatang. Dilansir dari berbagai sumber, vaksin yang nanti akan diproduksi pada pabrik tersebut tak hanya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, namun PT Bio Farma juga melihat peluang bisnis dengan melakukan ekspor ke negara lain.***