Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
2
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
17 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
11 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
11 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
11 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
10 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  Nasional

Pemerintah: Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh

Pemerintah: Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam suatu kesempatan di kegiatan ekonomi rakyat. (foto: ist.)
Senin, 19 September 2022 19:10 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengungkapkan kepada wartawan, Senin (19/9/2022), tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut di tengah upaya menjaga momentum pemulihan ekonomi.

"Tren Inflasi berbagai negara di dunia mengalami kenaikan signifikan akibat krisis pangan dan energi. Amerika Serikat turun ke 8,3%, Uni Eropa 9%, Inggris 10% dan Jerman 7,9% sedangkan Indonesia di bulan Juli 2022 masih 4,69%," ungkap Airlangga sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Baca Juga: Terapkan PHK, Penjelasan Shopee Indonesia Singgung Ekonomi Dunia 

Baca Juga: Jokowi Senang Airlangga Maju Pilpres, Pengamat: Kinerja Ekonomi Jadi Alasan 

Ketum Golkar itu juga menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terus menunjukkan tren positif, terlihat dari tingkat kemiskinan dan pengangguran yang menurun dan diiringi situasi sosial masyarakat yang membaik.

"Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut dan ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat. Di bulan Agustus 2022, neraca perdagangan masih surplus di USD5.76 miliar dan sektor non migas menjadi kunci utama," ujar Airlangga.

Baca Juga: Masuki Endemi, Ekonomi Digital Diyakini Makin Kuat 

Baca Juga: IPR: Dukungan JK Bisa jadi Modal Airlangga Cari Cawapres 

Sementara, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan, dengan capaian kuartal II pada 2022 tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang mencatatkan angkat di atas 5%. "Kalo kami sendiri untuk 2022 masih prediksi ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5,17%," ujarnya.

Faisal mengungkapkan, surplus perdagangan lebih besar dari perkiraan, bahkan terbesar dalam empat bulan. Surplus perdagangan Indonesia pada 22 Agustus menjadi USD5,76 miliar (vs USD4,22 miliar pada 22 Juli). Pada delapan bulan pertama tahun ini, neraca perdagangan mencatat surplus USD34,92 miliar, lebih besar dari surplus pada periode yang sama 2021 sebesar USD20,71 miliar.

Baca Juga: Airlangga Hadiri Haul Leluhurnya, Kyahi Ageng Gribig 

Baca Juga: Punya Mangkunegaran dan Kasunanan, Airlangga Sebut Solo Punya Twin Engine 

"Kami masih melihat bahwa surplus perdagangan cenderung menyempit ke depan. Kami berharap impor dapat mengimbangi ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik," terangnya.

Faisal juga mengungkapkan perekonomian Indonesia tumbuh lebih kuat daripada yang diperkirakan pada Semester I 2022. Hal itu dipengaruhi aktivitas produksi dan konsumsi yang kuat. "Ini berarti permintaan impor bahan baku dan barang modal akan lebih kuat mengikuti," tambahnya.

Baca Juga: Kunjungi Pesantren, Airlangga Jaga Basis Konstituen di Jatim 

Baca Juga: Airlangga Dinilai Berjasa Tanggulangi Pandemi 

Faisal mencatat neraca transaksi berjalan 2022 berpotensi mencatat surplus 0,00 - 0,45% dari PDB (vs 0,28% dari PDB pada 2021) yang mampu menjaga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Selain itu, upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk menerapkan kembali sanksi bagi eksportir yang tidak menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri dapat semakin mendukung stabilitas tersebut," pungkasnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/