Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
9 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
5
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
4 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Resesi Dunia Bayangi Indonesia, Pemerintah Didorong Lakukan Ini...

Resesi Dunia Bayangi Indonesia, Pemerintah Didorong Lakukan Ini...
Ilustrasi krisis ekonomi. (gambar: scitechdaily)
Rabu, 28 September 2022 19:18 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan kepada wartawan, Rabu (28/9/2022), Indonesia harus menjaga iklim investasi dan usaha tetap kondusif di tengah ketidakpastian global.

"Harus konsisten melakukan perbaikan iklim usaha dan iklim investasi, sehingga Indonesia punya daya tarik, daya saing lebih di antara negara-negara yang saat ini sedang bermasalah," kata Yose Rizal sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Dibayangi Inflasi dan Faktor Eksternal 

Baca Juga: PKS Dorong Intensif bagi Daerah Berbasis Ekonomi Laut 

Selain itu, kata Dia, pemerintah perlu mempunyai kebijakan ekonomi makro, moneter, dan fiskal yang adaptif. Ia mencontohkan, ketika suku bunga diperlukan naik maka bank sentral dan pemerintah juga harus langsung merespons cepat. Begitu juga ketika suku bunga diperlukan turun untuk menjaga pertumbuhan, bank Sentral dan pemerintah juga harus cepat melakukannya.

Selanjutnya, pemerintah juga harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Hal itu penting dilakukan agar konsumsi domestik terjada dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, perekonomian Indonesia lebih banyak tergantung dari konsumsi domestik yang mencapai 55% dari perekonomian. Hal itu pula yang membuat Indonesia relatif mampu bertahan dari gonjang-ganjing perekonomian dunia.

Baca Juga: Ekomon Optimis UU PDP Tumbuhkan Ekonomi Digital, Tapi Butuh Badan Pengawas Data 

Baca Juga: Pemerintah: Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh 

"Pemerintah harus menjaga kepercayaan masyarakat yang sekarang ini cukup tinggi, sehingga konsumsi domestik masih bisa cukup mendorong perekonomian," tegasnya.

Yose menegaskan, pemerintah juga harus melanjutkan reformasi struktural untuk membuat iklim usaha dan investasi Indonesia semakin menarik. "Yang paling penting melanjutkan reformasi struktural, terutama perbaikan kebijakan-kebijakan kita. Yang sudah dilakukan adalah dengan Omnibus Cipta Kerja kemarin," tegasnya.

Baca Juga: Terapkan PHK, Penjelasan Shopee Indonesia Singgung Ekonomi Dunia 

Baca Juga: Jokowi Senang Airlangga Maju Pilpres, Pengamat: Kinerja Ekonomi Jadi Alasan 

Ia memungkasi, "Investasi global sedang turun, jadi rebutannya semakin banyak, tetapi kalau kita lebih stabil dari sisi ekonomi makro, inflasi terjaga, dunia usaha kita menarik. Kita bisa juga menjadi lebih baik dari negara tersebut."

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia baik pemerintah maupun masyarakat, untuk mewaspadai besarnya dampak ekonomi akibat gelombang resesi global yang saat ini melanda dunia.

Baca Juga: Masuki Endemi, Ekonomi Digital Diyakini Makin Kuat 

Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Pastikan Percepatan 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menjelaskan, perekonomian global tengah dihadapkan pada tantangan yang disebut dengan the perfect storm atau 5C yaitu covid-19, conflict Rusia-Ukraina, climate change, commodity prices, dan cost of living.

Ketua Umum Golkar ini menilai, salah satu sektor kunci dalam menghadapi terpaan krisis global adalah industri pangan. Sebab, ketersediaan pangan yang dapat dijangkau berbagai pihak dinilai mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/