Pesan Nurhuda Yusro ke Calon Wisudawan STAI Ki Ageng Pekalongan
Penulis: Muslikhin Effendy
Pesan tersebut Ia sampaikan didepan para calon wisudawan Kampus STAI Ki Ageng Pekalongan dalam rangka pembekalan Yusidium Periode 2022, Kamis (22/12/2022).
Setidaknya ada 5 pesan penting yang disampaikan terkait dengan tantangan kaum muda dalam menghadapi globalisasi dan digitalisasi.
"Berdasarkan pengalaman pribadi saya, hidup di kampus itu memang indah ya. Seperti bunyi syair dari Kalil Gibran. Tapi ingat kehidupan di luar kampus kita akan menghadapi kenyataan yang sangat jauh dari kampus," ujar Nurhuda.
Intinya kata Huda sapaan akrabnya, kehidupan di luar kampus tidak akan indah kecuali bisa segera membaur dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
"Untuk beradaptasi tentu tidak akan mudah seperti yang kita bayangkan. Selama ini kan kita banyak sekali menaruh harapan ke kampus agar bisa menggodok mahasiswa agar bisa berjalan dan bisa terjun ke tengah-tengah masyarakat," urainya.
"Namun faktanya, terkadang pelajaran di kampus tidak serta merta bisa diterapkan langsung ke masyarakat. Butuh proses dan sosialisasi yang panjang," tukasnya.
Untuk itu kata Huda, para wisudawan dan kaum muda saat ini, harus bisa menghadapi, pertama, tantangan teknologi.
"Jadi kaum muda harus faham apa cakupan dan dampaknya. Karena saat ini sudah terjadi disrupsi digital. Disrupsi teknologi adalah transformasi mendasar secara menyeluruh yang berkaitan dengan sistem perkembangan teknologi digital. Contohnya, pada beberapa hal, peran manusia yang mulai tergantikan oleh robot. Misalnya pekerjaan lama seperti Kasir di Bank, yang saat ini sudah terimbas akibat digitalisasi. Jadi anak anak mahasiswa yang nanti lulus harus paham ini," ujarnya.
Bahkan kata Huda, jika nanti pemerintah benar-benar memberlakukan sistem digitalisasi, proses Haji dan Umrah juga bisa dipesan lewat online. "Kalau ini diterapkan otomatis agency travel bisa mati. Jamaah bisa pesan pesawat sendiri, hotel sendiri, nah ini contoh bagaimana kaum muda harus benar benar siap menghadapinya," paparnya.
Kedua kata Nurhuda, kaum muda juga harus waspada dengan menurunnya rasa nasionalisme akibat menipisnya batas negara. Kemudian yang ketiga adalah soal keamanan. "Adanya dunia maya tidak sedikit kaum muda yang menjadi korban penipuan online, perundingan. Nah ini juga terkait dengan penipuan di luar negeri. Jangan sampai mau dirayu bekerja diluar negeri dengan gaji gede. Iming iming gaji besar ternyata hanya sindikat penipuan," tukasnya.
Keempat menurutnya, kaum harus waspada dan bisa menghadapi tantangan soal moral dan etika.
"Terakhir atau yang kelima, kaum muda juga harus waspada terhadap perubahan ekonomi. Apalagi dampak pandemi kemarin banyak perusahaan besar gulung tikar dan belum bangkit. Banyak yang dulu hidup enak kini mengalami kesusahan. Intinya persiangan global ini menuntut kemandirian. Kemandirian harus menjadi daya saing yang harus kita miliki," pungkasnya.***
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Jawa Tengah |