Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
24 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
2
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
23 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
3
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
24 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
24 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
5
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
6
Ketua FKDM DKI Apresiasi Kebijakan Solutif Pj Gubernur untuk Jukir Minimarket
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Apresiasi Kebijakan Solutif Pj Gubernur untuk Jukir Minimarket
Home  /  Berita  /  Peristiwa

DPR Desak Menteri ESDM Periksa Perusahaan Smelter di Halmahera yang Buang Limbah ke Laut

DPR Desak Menteri ESDM Periksa Perusahaan Smelter di Halmahera yang Buang Limbah ke Laut
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. (Foto: DPR RI)
Rabu, 07 Juni 2023 12:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, untuk menyelidiki perusahaan smelter di Pulau Obi, Halmahera Selatan, yang diduga melakukan pembuangan limbah pengolahan nikel (tailing) ke laut.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta Menteri ESDM untuk segera mengirim tim untuk melakukan pemeriksaan.

Mulyanto menekankan pentingnya peningkatan pengawasan oleh Menteri ESDM agar tidak ada lagi perusahaan smelter yang membuang limbah ke laut. Ia mengkhawatirkan bahwa pembuangan limbah smelter seperti ini akan berdampak buruk bagi masyarakat dan ekosistem laut setempat dalam jangka panjang.

Menurut Mulyanto, beberapa laporan dari masyarakat menyebutkan bahwa perusahaan smelter di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, secara rutin membuang limbah ke laut, yang mengakibatkan perairan di sekitar pantai mereka berubah menjadi berwarna coklat. Laporan ini juga telah menyebar luas di media sosial.

Oleh karena itu, Mulyanto meminta pemerintah untuk serius mengatasi masalah ini. Ia berharap agar pemerintah tidak mengabaikan masalah ini dan menghadapi masalah yang lebih besar di kemudian hari. Mengingat adanya program hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi dan semakin intensif dilaksanakan di berbagai wilayah, termasuk pulau Sulawesi.

Mulyanto juga mengingatkan agar kasus yang terjadi di Buyat, Minahasa, tidak terulang kembali. Kasus tersebut melibatkan PT. Newmont yang melakukan pembuangan limbah tambang di Teluk Buyat, yang berujung pada konflik dengan masyarakat setempat dan menjadi perhatian nasional. Penyelesaian kasus tersebut rumit dan memakan waktu serta energi.

"Kita tentu tidak ingin kasus-kasus lingkungan seperti ini terulang. Ini merupakan situasi yang kontradiktif, di mana di satu sisi kita berupaya memproduksi produk nikel untuk energi hijau melalui smelter, namun prosesnya justru merusak lingkungan," ujar Mulyanto.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/