Akira Toriyama, Si Pencipta Dragon Ball Tutup Usia 68 Tahun

JAKARTA - Pencipta manga Jepang legendaris, Akira Toriyama, yang menciptakan Dragon Ball, telah meninggal dunia pada usia 68 tahun. Menurut pernyataan yang dibagikan hari ini (8 Maret) melalui akun resmi Dragon Ball di X (sebelumnya Twitter).

Toriyama meninggal dunia pada tanggal 1 Maret akibat hematoma subdural akut. Pemakaman telah dilaksanakan untuk keluarganya dan "sangat sedikit kerabat".

Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa keluarga Toriyama dan Studio Bird, yang didirikannya, tidak akan menerima bunga, hadiah belasungkawa, kunjungan, dan tawaran. Studio juga meminta agar privasi keluarga Toriyama dihormati dan untuk "menahan diri dari melakukan wawancara" dengan kerabatnya.

Menurut Bird Studio, Toriyama memiliki "beberapa karya yang sedang dalam proses kreasi" ketika ia meninggal dunia.

Lahir pada tahun 1955, Akira Toriyama adalah seorang seniman manga dan perancang karakter Jepang. Karyanya yang pertama kali diterbitkan adalah entri singular Wonder Island dalam Weekly Shōnen Jump 1978.

Pertama kali meraih kesuksesan mainstream pada tahun 1980 ketika ia menciptakan dan menerbitkan manga Dr. Slump, yang berlangsung dari tahun 1980 hingga 1984. Pada tahun 1984, ia debut dengan Dragon Ball, yang kemudian menjadi karyanya yang paling terkenal hingga saat ini, dan salah satu karya manga dan anime yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah.

Ia juga menjabat sebagai perancang karakter untuk permainan-permainan seperti Dragon Quest, Chrono Trigger, Blue Dragon, dan Jump Force.

Pada tahun 2000, ia debut dengan manga lainnya, Sand Land, yang sejak itu diadaptasi menjadi film anime pada tahun 2023 dan akan dilanjutkan sebagai serial anime dengan cerita yang sepenuhnya orisinal yang ditulis oleh Toriyama. Serial anime Sand Land akan dirilis dalam waktu dekat.

Menyusul berita meninggalnya Toriyama, beberapa tokoh kunci dalam dunia animasi telah memberikan penghormatan kepada pencipta ikonik tersebut.

Pencipta One Piece, Eiichiro Oda, menulis dalam sebuah pernyataan melalui Shōnen Jump: "Terlalu cepat. Lubang yang ditinggalkannya terlalu besar. Ketika saya berpikir bahwa saya tidak akan pernah melihatnya lagi, kesedihan menyelimuti saya. Saya telah begitu mengaguminya sejak saya masih kecil, dan saya bahkan ingat hari ketika dia pertama kali memanggil saya dengan nama. Saya juga dengan senang hati ingat hari ketika kami pulang bersama setelah dia menggunakan kata 'teman' untuk merujuk kepada kita, dan hari ketika kami memiliki waktu yang menyenangkan dengan Kishimoto. Saya juga ingat percakapan terakhir yang kami miliki."

"Dia menerima tongkat estafet dari era di mana orang-orang diberitahu bahwa membaca manga akan membuat mereka bodoh, dan dia adalah salah satu dari orang-orang yang menciptakan era di mana orang dewasa dan anak-anak dapat menikmati membaca manga. Dia menunjukkan kepada kita bahwa manga bisa melakukan begitu banyak hal, dan bahwa itu bisa membawa kita ke dunia lain. Rasanya seperti menonton seorang pahlawan menyerang maju. Bukan hanya untuk pengarang manga, tetapi kegembiraan dan emosi era serialisasi Dragon Ball harus berakar dalam masa kecil para kreator di semua industri. Kehadirannya seperti pohon besar yang besar." (Yazid N). ***