Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
11 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
9 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
11 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
10 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang

Layanan Kesehatan Lokal tak Memadai, Rp180 Miliar Uang Orang Riau 'Diangkut' ke Malaysia untuk Berobat Setiap Tahun

Layanan Kesehatan Lokal tak Memadai, Rp180 Miliar Uang Orang Riau Diangkut ke Malaysia untuk Berobat Setiap Tahun
Ilustrasi
Minggu, 21 Agustus 2016 13:30 WIB
PEKANBARU - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan masyarakat di daerah ini sedikitnya menghabiskan dana Rp 180 miliar dalam setahun untuk berobat ke Malaysia. Besarnya uang yang ''diangkut'' ke Malaysia tersebut disebabkan banyaknya layanan kesehatan di daerah ini kurang memadai.

''Setiap hari ada 250 kursi pesawat ke Malaysia menggunakan penerbangan Air Asia dan Malindo. Anggap 50 orang saja pergi berobat, sebulan sudah 1.500. Per orang bawa Rp 10 juta, dikalikan sebulan sudah Rp 15 miliar, setahun Rp 180 miliar. Itu baru hitungan paling kecil,'' kata Gubernur Riau itu, di Pekanbaru, Minggu (21/8).

Gubernur Riau menyampaikan hal itu saat kegiatan "Riau Healthvaganza" yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi setempat di Pustaka Wilayah Soeman HS. Kegiatan itu berupa pameran dari rumah sakit pemerintah maupun swasta, institusi-institusi pendidikan, dan laboratorium kesehatan. Berdasarkan kondisi tersebut, gubernur meminta pelaku kesehatan setempat, seperti rumah sakit dan dokter, dapat meningkatkan pelayanan, mengingat masih banyak warga Riau yang belum puas dengan pelayanan bidang kesehatan.

"Jadi kalau rumah sakit tak punya niat meningkatkan pelayanannya juga tak ada gunanya," ujarnya.

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan diperlukan integrasi antara pemerintah, pelaku kesehatan, dan masyarakat. Pemerintah bersama DPRD bertugas sesuai fungsinya, yakni menyiapkan anggaran dengan jumlah yang ditetapkan undang-undang. Saat ini, Riau sudah memenuhi standar pemerintah, yakni 10 persen dari total APBD. Sedangkan masyarakat diminta bersama-sama mendukung melalui komunikasi aktif dengan pemerintah dan pelaku bidang kesehatan. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:beritasatu.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/