Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
12 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
3
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
14 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
4
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
6 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
7 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
11 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos

Wah Hati-hatilah.., Ada Celah Baru di WhatsApp yang Jadi Pintu Buat Penyusup

Wah Hati-hatilah.., Ada Celah Baru di WhatsApp yang Jadi Pintu Buat Penyusup
Senin, 22 Januari 2018 00:06 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini, peneliti dari Ruhr-University Bochum di Jerman kembali menemukan celah keamanan di aplikasi pesan instan, WhatsApp, Signal, dan Threema. Para peneliti menemukan jika seseorang dapat menyusup secara diam-diam ke dalam sebuah grup obrolan di aplikasi pesan instan, meski mereka telah menggunakan enkripsi end-to- end.

Penemuan ini diungkap pada sebuah konferensi pers keamanan bertajuk 'Real World Crypto', yang berlangsung di Swiss beberapa waktu lalu. Mereka mengatakan, siapapun yang mengontrol server aplikasi, dapat memasukkan orang baru ke obrolan tanpa memerlukan izin admin grup tersebut.

"Kerentanan telah ditemukan di infrastruktur layanan pesan instan seperti WhatsApp, Signal dan Threema yang memberi kesempatan kepada penyusup untuk menambahkan anggota baru ke dalam grup obrolan tanpa sepengetahuan anggota lainnya," kata ahli keamanan cyber di Kaspersky Lab Victor Chebyshev.

Dengan demikian, pesan yang dikirim oleh anggota kelompok lainnya, serta informasi pribadi mereka (nama dan nomor telepon) kemungkinan bocor ke penyusup.

Eksploitasi dari kerentanan keamanan ini merupakan ancaman serius, terutama bagi mereka yang memiliki informasi rahasia dalam grup obrolan. Menurut penelitian, untuk mengakses grup obrolan, penyusup pertama-tama perlu mendapatkan akses ke server aplikasi pesan instan. Namun, laporan tersebut tidak memberikan contoh sebenarnya dari serangan tersebut.

Peretasan server ini tidaklah mudah dari segi teknis dan membutuhkan banyak waktu dan usaha. Selain itu, tidak perlu mendapatkan kontrol dari server. Akan lebih mudah bagi penyusup untuk langsung meretas perangkat mobile dari anggota grup obrolan.

Agar tetap aman, Kaspersky Lab merekomendasikan langkah-langkah berikut ini:

- Perhatikan grup obrolan dan kontrol secara manual penambahan anggota baru.

- Hindari berbagi informasi pribadi yang sensitif dalam grup obrolan, dan sebaiknya gunakan pesan langsung.

- Instal solusi keamanan pada perangkat Anda untuk melindungi Anda dari kemungkinan ancaman. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:detik.com
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/