Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
22 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
17 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
17 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru

Kayu Bakar Membuat Rendang ini Wangi dan Lemaknya Nendang

Kayu Bakar Membuat Rendang ini Wangi dan Lemaknya Nendang
Rendang Jambak jelang proses pemasakan
Senin, 26 Maret 2018 08:13 WIB
MEDAN- Ketika banyak pengusaha  berlomba-lomba menciptakan produk yang mudah dan instan, Ismail Jambak  ini   justru mundur ke belakang. Pada masa dimana masyarakat masih memasak dengan  kayu bakar. Dia pun tabah berpanas-panas hingga tangan pegal selama 6 jam demi mendapatkan rendang yang wangi nan lamak di lidah.

Dengan memanfaatkan halaman depan rumah, Ismail Jambak (27) , warga Jalan Datuk Kabu Lorong Sultan 2 Pasar 3 Tembung Medan ini memproses usaha rendang yang dilakoninya sejak satu tahun belakangan ini. Dalam usia yang tidak begitu lama, rendang Ismail Jambak sudah melanglang buana, Mulai dari Malaysia, Arab  hingga Amerika. “Orang yang ke Umrah suka bawa rendang, karena bisa dimakan instan,”papar Ismail Jambak kepada Gosumut.com Minggu (25/3/2018).

Dalam mengelola usaha, pria yang sebelumnya bekerja di sebuah usaha travel di Malaysia ini dibantu oleh ibunya Juriah (55). “Di usaha kuliner kami juga bukan pemain baru. Dulu ibu mengelola usaha rumah makan khas Minang selama 25 tahun,”ucapnya.

Pakai santan kental

Salah satu kunci lezatnya rendang menurut Ismail adalah penggunaan santan kental, selanjutnya bumbu-bumbunya yang pas. Jenis rendang yang diproduksi keluarga kecil ini adalah rendang tradisional khas Minang. Wujud rendang yang kering dengan warna kehitaman. Daging sapi dipotong dengan ukuran yang lumayan besar dan utuh.

Untuk mendapatkan rendang yang kering harus dimasak hingga 11 jam. Terus diaduk hingga santannya mulai mengering. Rendang yang kering membantu daya tahan. “Ini bisa tahan hingga 6 bulan,”tutur Ismail.  Rendang yang sudah masak baru dikemas keesokan harinya.  Perlu kemasan khusus agar rendang tetap tahan lama tanpa menggunakan pengawet.

Menurut Ismail, ada perbedaan rasa rendang yang dimasak dengan kompor gas dan kayu bakar. “Kayu bakar itu rasanya lebih wangi. Ya beda lah. Tetap ada pengaruhnya,”paparnya. Dirinya juga memiliki alasan lain, yaitu  agar usahanya memiliki ciri khas yang beda dengan usaha orang lain.

Dalam memasarkan produk, Ismail melakukan promosi dari teman ke teman dan menitipkan di beberapa usaha oleh-oleh yaitu di toko oleh-oleh Markisah Noerlen Jalan Sei Tuan, Usaha Sate Rahmat Simpang Karo.

Editor:Sisie
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/