Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
21 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
17 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
16 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru

Pengamat Terorisme Sebut Bom Surabaya Terkait Rusuh Mako Brimob, Ini Indikasinya

Pengamat Terorisme Sebut Bom Surabaya Terkait Rusuh Mako Brimob, Ini Indikasinya
Suasana di depan Gereja Santa Maria Surabaya, Ahad (13/5) pagi. (republika.co.id)
Minggu, 13 Mei 2018 14:28 WIB
JAKARTA - Ledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Ahad (13/5) pagi, dianggap punya kaitan dengan kerusuhan yang terjadi di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada tanggal 8-10 Mei lalu.

Demikian menurut penilaian pengamat terorisme, Al Chaidar. Indikasinya, kata al Chaidar, karena ada seorang narapidana kasus terorisme yang mengeluarkan seruan untuk menyerang Mako tersebut.

''Jadi apa yang terjadi sekarang ini merupakan respons dari seruan jihad itu. Seruan itu oleh pelakunya, Aman Abdurrahman, belum dicabut. Kala itu dia keluarkan dua seruan, pertama menyerang Mako Brimob dan berdamai setelah itu. Nah, untuk yang berdamai sudah dilakukan, tapi seruan melakukan serangan belum dicabut,'' kata Al Chaidar, di Jakarta, Ahad (13/5).

Al Chaidar mengatakan, melihat rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini, tampaknya kasus seperti ini akan berlanjut.

Apalagi ini akan masuk ke dalam bulan Ramadhan, di mana dalam kitab fiqh mereka bulan Ramadhan itu saatnya melakukan penyucian jiwa.

‘'Tak ada jalan lain, pemerintah dan semua pihak harus waspada. Sayangnya negara malah terlihat gamang. Presiden juga gamang untuk selesaikan soal payung hukum kepada Polri yakni berkaitan dengan Revisi UU Terorisme. Bahkan terkesan ada sikap antimiliter karena oleh para akitvis HAM revisi UU Terorisme itu dianggap berbau militerisme, yakni adanya pelibatan militer dalam pemberantasan terorisme. Saya pun bisa faham karena memang Pak Presiden kan orang sipil,'’ tegasnya.

Dari pantauan Al Chaidar, seruan untuk ‘datang’ ke Mako Brimob itu sudah tersebar dan disambut berbagai ‘simpul’ di banyak daerah.

''Saya pantau sudah disambut di Medan. Sudah ada 57 orang dari Jawa Barat yang datang ke Mako Brimob. Dari Bogor 40 orang, 71 orang dari Jawa Tengah, 101 orang dari Jawa Timur, 13 orang dari Bima. Dari Medan juga sudah ada.''

''Jadi kejadian di Mako Brimob hingga bom di Surabaya bukan kejadian sederhana,’' tegas Al Chaidar.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/