Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
14 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
14 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
13 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
14 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
13 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
10 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara

Peretas Situs KPU Jabar Ternyata Remaja Berusia 16 Tahun

Peretas Situs KPU Jabar Ternyata Remaja Berusia 16 Tahun
Kombes Pol Dani Kustoni (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pengungkapan kasus tindak pidana defacing di Bareskrim Polri. Jakarta, Selasa (31/7). (republika.co.id)
Selasa, 31 Juli 2018 17:59 WIB
BANDUNG - Aparat Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap ZIMIA alias DW di rumahnya, Bandung, Jawa Barat, pada 11 Juli 2018 lalu. Remaja yang masih berusia 16 tahun itu diduga pelaku peretas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat (Jabar).

Dikutip dari republika.co.id, Kepala Subdirektorat I Dirtipid Siber Komisaris Besar Polisi Dany Kustodi mengatakan, tersangka yang juga menggunakan nama alias My Name Is OX itu melakukan tindak pidana defacing atau pengubahan tampilan laman KPU.

''Website tersebut berisi informasi dan dokumentasi mengenai kegiatan KPU Provinsi Jawa Barat serta menyediakan formulir untuk masyarakat luas sebagai sarana melaporkan adanya kejadian pelanggaran terkait Pemilu di Wilayah Jawa Barat,'' kata Dany di Direktorat Tindak Pidana Siber, Jakarta, Selasa (31/7).

Polisi menindaklanjuti kasus ini berdasarkan laporan KPU pada Bareskrim Polri pada 5 Juli 2018 mengenai terjadinya tindak pidana mengakses sistem elektronik secara ilegal terhadap laman tersebut.

Dany menjelaskan, kerugian yang dialami KPU dari sisi data tidak ada yang berubah, hanya tampilan depan situs yang berubah, sehingga menyebabkan akses publik untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan pemilu khususnya di Jawa Barat menjadi terganggu.

Tersangka yang masih kelas 10 sekolah menengah kejuruan itu memiliki pengalaman hacking atau deface terhadap ratusan situs yang dikelola pemerintah maupun swasta di dalam dan luar negeri hanya dengan mempelajari secara otodidak.

''Tersangka termotivasi karena sering menonton film bertemakan hacking,'' kata dia.

Sejumlah barang bukti yang disita dari pelapor berupa satu bundel hasil cetak tangkapan layar dari laman yang diretas. Dari tersangka DW, petugas mengamankan satu unit ponsel, kartu SIM, serta sejumlah memori penyimpanan uang yang digunakan pelaku dalam melakukan defacing.

Terkait usianya yang masih 16 tahun, Dany mengatakan, Bareskrim telah melakukan penyidikan sesuai perundangan anak. Terkait tuntutan yang diajukan, proses diskresi pun menurut Dany tetap diusahakan. Meskipun, tuntutan terhadap bocah tersebu lebih dari tujuh tahun.

''Untuk diskresi itu kan untuk yang ancaman pidananya kurang dari tujuh tahun, tapi kami masih usahakan,'' ujar Dany menambahkan.

Juru bicara Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Ibnu Dwi Cahyo menjelaskan, defacing adalah peretasan situs atau program aplikasi yang bertujuan mengubah tampilan dan konfigurasi fisik dari situs atau program aplikasi tanpa melalui source code program tersebut.

Sedangkan, deface itu sendiri adalah hasil akhir dari kegiatan cracking yang bisa dipelajari melalui laman-laman di internet.

''Defacing itu sangat mudah dilakukan, jadi orang modal goggling sudah bisa,'' ujar Ibnu pada Republika.

Dengan defacing yang mudah dilakukan itu, maka nelum tentu pelaku defacing adalah peretas profesional. ''Kalau newbie (pendatang baru) pasti langsung tertangkap,'' kata Ibnu.

Sementara itu, melihat fenomena mudahnya situs pemerintah diretas, Dany mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan penebalan sistem keamanan bagi laman-laman pemerintah.

Ditsiber Bareskrim akan berkoordinasi dengan instansi pemerintahan yang memiliki laman untuk memperkuat keamanan.''Mitigasi kita lakukan dengan KPU, BSSN serta semua stakeholder lainnya,'' ujar Dany.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Ragam
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/