Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
20 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
2
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
20 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
19 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
5
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
19 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
6
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan

Anggota Parlemen AS Sebut Trump Jual Tentara, Saudi Deposit USD 1 Miliar

Anggota Parlemen AS Sebut Trump Jual Tentara, Saudi Deposit USD 1 Miliar
Pasukan Amerika Serikat. (merdeka.com)
Jum'at, 17 Januari 2020 17:00 WIB
WASHINGTON - Meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah membuat Arab Saudi meminta Amerika Serikat (AS) mengirimkan penambahan pasukan.

Dikutip dari merdeka.com, bisnis pasukan AS dengan Arab Saudi itu diungkapkan Donald Trump dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox.

''Arab Saudi membayar untuk tentara kita. Kita punya hubungan sangat baik dengan Arab Saudi,'' kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, seperti dilansir laman Middle East Monitor, Senin (13/1).

''Saya bilang, begini, Anda adalah negara kaya. Anda mau tambahan tentara? Saya akan kirimkan mereka untuk Anda, tapi Anda harus membayar. Mereka membayar. Mereka sudah menaruh deposit USD 1 miliar di bank,'' kata Trump.

Oktober lalu Pentagon mengatakan menyetujui pengerahan 3.000 tentara tambahan dan peralatan militer ke Arab Saudi setelah perusahaan minyak mereka, Aramco, mengalami serangan rudal September lalu. Kelompok pemberontak Huthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Peralatan militer yang dikerahkan ke Saudi termasuk rudal Patriot, sistem pertahanan THAAD dan jet tempur.

Trump Jual Tentara

Anggota parlemen AS Justin Amash menyebut tindakan Trump itu sama saja dengan menjual tentara.

''Dia menjual tentara,'' kata Amash dalam kicauannya di Twitter menanggapi pernyataan Trump dalam wawancara Fox News itu.

Trump sebelumnya sudah berulang kali mengatakan dia akan memaksa suatu negara membayar perlindungan AS, terutama negara-negara Teluk.

Namun menurut Pentagon, Saudi belum membayar AS senilai USD 1 miliar seperti yang dikatakan Trump. Soal bagaimana Saudi bisa membantu membayar biaya pengiriman tentara AS masih dalam tahap pembicaraan.

''Pemerintah Saudi sudah setuju untuk berkontribusi dalam biaya pengeluaran untuk pengiriman tentara dan pembicaraan ini sedang berlangsung. Kontribusi ini tidak mesti berujung pada pengiriman tentara AS tambahan,'' kata juru bicara Pentagon Rebecca Rebarich kepada CNN dalam sebuah pernyataan.

''Kami tidak akan berkomentar spesifik tentang kesepakatan pertahanan bilateral. AS mendorong aspek berbagi beban dengan negara sahabat untuk mendukung kepentingan bersama, termasuk keamanan di Teluk Arab,'' kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS.

AS sudah mengerahkan ribuan tentara tambahan dan rudal pertahanan ke Saudi sebagai respons atas apa yang menurut Pentagon adalah peningkatan ancaman dari Iran.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan pembayaran yang dimaksud Trump adalah tentang konsep ''berbagi beban''.

''Bentuk berbagi beban ini berbagai macam,'' kata Esper kepada stasiun televisi CBS Minggu lalu.

''Bisa termasuk dukungan dari negara tuan rumah, tentara asing. Termasuk mengirimkan tentara di lapangan dan membantu biaya operasional pemeliharaan seperti yang sudah pernah Saudi lakukan ketika Perang Teluk 1990 dan 1991,'' ujar Esper.

Menagih ke Saudi

Saudi belum membayar ongkos operasi pengisian bahan bakar di udara yang dilakukan militer AS kepada jet-jet tempur Saudi.

AS menghentikan bantuan pengisian bahan bakar jet Saudi di udara ketika mereka menggempur pemberontak Huthi di Yaman pada November 2018.

Pada Desember 2018, militer AS mengatakan mereka menagih biaya sebesar USD 331 juta kepada Saudi dan Uni Emirat Arab setelah memberi bantuan pengisian bahan bakar jet tempur di udara dalam perang di Yaman. Lebih dari setahun kemudian Saudi masih belum membayar biaya itu.

''Proses pembayarannya masih berlangsung dan kami mengharapkan biaya itu diganti sepenuhnya. Saya tidak bisa menguraikan secara spesifik proses penggantian biaya itu,'' ujar Rebarich kepada CNN.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Ragam
wwwwww