Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
24 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
2
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
24 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
3
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
23 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
4
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
24 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
5
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
23 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
6
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Terkesan Sembunyikan Cost Recovery Surfaktan, Mulyadi Marahi Presdir Chevron

Senin, 22 Februari 2016 20:02 WIB
Penulis: Syafri Ario
terkesan-sembunyikan-cost-recovery-surfaktan-mulyadi-marahi-presdir-chevronMulyadi
JAKARTA- Saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII dengan SKK Migas dan KKKS, termasuk Chevron, Wakil Ketua Komisi VII, Mulyadi memarahi Presiden Direktur Chevron Pasifik Indonesia (CPI), Albert Simanjuntak, saat sesi tanya jawab berlangsung.

Mulyadi berang kepada Albert lantaran tidak menjawab pertanyaan krusial yang ditanyakannya terkait Surfaktan, bahan kimia hasil riset PT CPI yang biayanya masuk ke cost recovery meskipun hasilnya belum jelas.

"Tadi saya sudah katakan dari tadi saya jelaskan masalah surfaktan, tapi kenapa bapak tidak menjawabnya, ini saya curiga pengeluaran ini tidak benar," tegas Mulyadi dengan nada tinggi kepada Albert, Senin (22/2/2016).

Kemudian Albert Simanjuntak menjawab, "Perlu kami sampaikan, nama chemical yang kami gunakan, di lapangan proyeknya dilakukan secara bertahap, yang dilakukan awal tahun 2000 an, hanya untuk menguji chemical total $22 juta dollar, dan biaya tahap dua menghabiskan $157.8 juta," ujarnya.

Legislator asal Sumatera Barat ini sangat tidak setuju apabila biaya riset tersebut dibebankan ke negara.

"Karna ini memakai uang negara, seharusnya cost recovery itu tidak perlu karena, hasilnya pun belum jelas disaat harga minyak turun, jadi tidak ada yang perlu ditutup-tutupi," ujarnya ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/