Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
6 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
1 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
54 menit yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Free Fire Alliance Dukung Indonesia Bebas Karlahut

Free Fire Alliance Dukung Indonesia Bebas Karlahut
(dari kiri ke kanan) Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisna Mukti, Direktur APRIL Group Anderson Tanoto, staf khusus presiden untuk pengendalian perubahan iklim Rachmat Witoelar, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesi
Sabtu, 05 Maret 2016 21:05 WIB
JAKARTA - Multi pihak siap mengadopsi program Desa Bebas Api (Free Fire Village Program) yang diinisiasi APRIL Group, baik dari pemerintah, asosiasi, dan perusahaan. Terciptanya Free Fire Alliance diharapkan dapat menciptakan Indonesia yang bebas kebakaran lahan dan hutan( karlahut).


Menurut Deputi Bidang Perkebunan dan Pangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Machmud, pemerintah sangat mendukung program Desa Bebas Api karena karlahut harus disikapi dengan cepat, termasuk perubahan pola pikir masyarakat. "Selama ini rakyat kita melakukan siklus kehidupan melalui membakar. Desa Bebas Api sangat diapresiasi karena preventif untuk membantu mengubah pola pikir siklus masysrat yang membakar lahan lalu menanam," kata Musdalifah dalam pembukaan technical workshop Desa Bebas Api di Jakarta, Senin (29/2).

Dia menilai, Desa Bebas Api merupakan bentuk program sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan karlahut. Dan yang paling penting adalah bagaimana memberikan pendampingan dan mengedukasi masyarakat agar tidak menggunakan api dalam membuka lahan.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPBD) Bayu Krisnamurthi menjelaskan, pihaknya akan mengadopsi program Desa Bebas Api dan tahun ini menargetkan akan diterapkan di 100 desa dengan mengalokasikan dana Rp 33 miliar. Namun, pihaknya tidak dapat melakukan hal itu sendiri dan perlu melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah daerah, pelaku usaha, dan NGO. Saat ini tiga perusahaan telah siap mengadopsi program tersebut, yaitu Wilmar, Asian Agri, dan Musim Mas. ''Kami mengundang NGO dan Pemda. (Kami) minta technical seperti ini lebih banyak dilakukan di kota-kota yang dekat dengan lokasi rawan kebakaran agar semakin banyak pihak mengetahui cara pencegahan,'' ujar dia.

Menurut Bayu, ada dua tantangan yang dihadapi dalam menerapkan Desa Bebas Api. Pertama adalah menemukan teknologi atau cara membuka lahan yang sama efektifnya dengan membakar. Hingga saat ini, membuka lahan dengan membakar memang diakui paling efisien. Hal itu sangat penting untuk dicari solusinya karena membuka lahan terkait erat dengan mata pencaharian masyarakat.

Kedua, perlu ditemukan cara atau teknologi untuk mengelola air. Sebab, ketersediaan air saat musim hujan sangat melimpah tetapi air akan jadi masalah karena jumlahnya berkurang saat musim kemarau. ''Jadi, teknologi yang menjaga muka air adalah sebuah tantangan besar secara teknis,'' ujar Bayu.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake Junior mengatakan, masalah kebakaran hutan banyak menarik perhatian para pemangku kepentingan. Indonesia sudah banyak menderita karena kebakaran. Dua hal yang dibahas presiden Indonesia dan AS adalah bagamana melestarikan hutan dan gambut bernilai karbon tinggi. Pada saat itu, Presiden AS Barrack Obama memuji Jokowi atas usaha menghentikan kebakaran hutan. ''Kami akan terus mendukung pencegahan secara berkelanjutan,'' kata Blake.

Menurut dia, untuk mendukung pencegahan berkelanjutan harus ada pencegahan. APRIL Group akan berbagi pengalaman dalam mencegah sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. ''Saya sudah berkunjung ke Riau dan saya sangat terkesan dengan Program Bebas Api,'' tutur Black.

Sementara itu, Direktur Royal Golden Eagle, holding yang menaungi APRIL Group, Anderson Tanoto menjelaskan, Free Fire Alliance merupakan upaya untuk merangkul banyak pihak untuk bersama-sama mencegah karlahut. Sebab, pemadaman nljaub lebih mahal dibanding pencegahan. ''Kalau saat kemarau kita bersama-sama memadamkan api. Tetapi saat musim hujan orang lupa,'' kata Anderson.

Program Desa Bebas Api terbukti efektif mencegah karlahut. Pada 2013 luas kebakaran di sekitar konsesi April mencapai lebih dari 1.000 hektare (ha). Pada 2015 luas karlahut turun menjadi kurang dari 50 ha. Workshop Desa Bebas Api bertujuan untuk berbagi cara kami melakukan pencegahan. Total akan diimplementasikan oleh 60 desa. ''Ini yang memulai APRIL, tetapi ini program (semua) perusahaan. Kami siap bermitra dengan perusahaan lain,'' kata dia. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/