Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Harga Solar Subsidi Seharusnya Rp4.000 per Liter, Bukan Rp5.150

Harga Solar Subsidi Seharusnya Rp4.000 per Liter, Bukan Rp5.150
Jum'at, 08 April 2016 17:16 WIB
JAKARTA - Pemerintah dinilai tidak transparan dalam penentuan harga bahan bakar minyak jenis solar. Harga solar subsidi seharusnya di kisaran Rp4.000 per liter. Meski harga solar bersubsidi sudah turun Rp500 per liter menjadi Rp5.150 per liter pada 1 April lalu, harga tersebut dinilai masih mahal. Harga solar bersubsidi bahkan lebih tinggi dibandingkan harga solar nonsubsidi yang senilai Rp5.000 per liter.

Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, mengatakan, harga solar bersubsidi seharusnya jauh lebih murah dari harga solar nonsubsidi. Karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah mengalokasikan subsidi Rp1.000 per liter untuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

''Ini (harga) tidak logis. Harga solar subsidi harusnya lebih murah ketimbang harga solar nonsubsidi. Ada indikasi manipulasi oleh pemerintah, dalam hal ini menteri energi dan sumber daya mineral, dalam menetapkan harga BBM subsidi,'' kata Bambang dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Jumat, 8 April 2016.

Ia lalu mencontohkan, solar nonsubsidi atau keekonomian yang dijual oleh Petra Niaga, anak usaha PT Pertamina melalui PT Indoline Incomekita, turun menjadi Rp5.000 per liter dari harga sebelumnya Rp5.300 per liter.

Di beberapa daerah, solar nonsubsidi dijual seharga Rp5.000 per liter. Bahkan, di Surabaya, Jawa Timur, ada yang menjual Rp4.850 per liter.

Pemasok BBM di Balikpapan, Kalimantan Timur, misalnya PT Cindata, juga menjual solar industri Rp5.000 per liter.

''Di sinilah letak ketidaktransparanannya. Ini bukti bahwa rakyat tidak menikmati subsidi BBM dari APBN yang ditetapkan oleh pemerintah dan DPR sebesar Rp1.000 per liter. Seharusnya rakyat bisa menikmati solar pada kisaran harga Rp4.000 per liter, bahkan lebih murah lagi,'' kata Bambang. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:viva.co.id
Kategori:GoNews Group, Ekonomi
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/