Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
1 jam yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
5
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
1 jam yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Arzety Bilbina: Jangan Saling Menyalahkan, Pemerintah Harus Cari Solusi

Arzety Bilbina: Jangan Saling Menyalahkan, Pemerintah Harus Cari Solusi
Anggota Komisi VIII DPR RI, Arzeti Bilbina. (istimewa)
Rabu, 01 Juni 2016 11:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA- Terkait pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise yang mengatakan terjadinya pemerkosaan terhadap Yuyun merupakan kelalaian dan kesalahan orangtua, dianggap menyakitkan.

Karena saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan, tapi seharusnya bagaimana sikap Pemerintah dalam hal ini Kementerian PP dan PA untuk mencari jalan keluar atau solusi guna melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan seksual.

Apalagi perbedaan kultur antara perkotaan dengan daerah sangat jauh berbeda. Dimana para orangtua di daerah sudah terbiasa dan menjadi tradisi bekerja demi menghidupi keluarga, dan sudah terbiasa anak-anaknya bersekolah sendiri dan tanpa diantar orangtua.

Hal tersebut dikatakan Anggota Komisi VIII dari Fraksi PKB Arzeti Bilbina saat dikonfirmasi GoNews Group (Legislatif.co), Rabu (01/06/2016).

"Pertama kita harus melihat dari berbagai sisi, karena perbedaan kultur antara kota dan desa apalagi di daerah sangat jauh. Saya contohnya, dulu waktu SD karena orangtua saya bekerja ya saya ke sekolah sendiri, bahkan jalan kaki. Terkait soal kasus YY ini, orang tuanya juga berniat menjemput rezeki agar bisa membantu keluarga terutama untuk biaya sekolah anaknya," ujar Arzeti.

Menurutnya, saat ini seharusnya Pemerintah dan instansi terkait, lebih fokus bagaiamana memfasilitasi insfratukturu jalan yang dilewati anak-anak sekolah. "Selain itu kita juga harus berfikir bagaimana memberikan rasa aman bagi masyarakat, misalnya dengan bantuan personil dari bansar, Kepolisian atau dibuat pos-pos khusus, agar anak-anak dan masyarakat yang lewat merasakan kenyaman," tukasnya lagi.

Pada intinya kata politisi PKB ini, jangan lagi ada saling salah menyalahkan, apalagi anak-anak adalah aset bangsa. "Ini menjadi kewajiban kita semua, Pemerintah juga wajib hukumnya melindungi anak-anak, karena sudah menjadi kewajiban. Dan tentunya para orangtua juga tetap turut andil dalam pengawasan tersebut," tuturnya.

Untuk itu kata dia, para menteri atau pejabat terkait diimbau agar tidak membuat statmen yang membuat masyarakat ragu dengan kewajiban pemerintah. "Ya intinya saya tidak menyalahkan Menteri Yohana, tapi setidaknya kata-kata tersebut tidak perlu diucapkan, karena saya pikir tidak satupun orangtua yang tega melantarkan anaknya. Jadi sekali lagi melihat persoalan ini harus dari berbagai sisi dan cepat carikan solusi," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/