Kepala BKSDA Aceh: Melindungi Satwa Liar Menjaga Khazanah Bangsa
Penulis: Isma
IDI - Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan, mengajak masyarakat Aceh yang mendiami kawasan pedalaman untuk sama-sama melindungi satwa liar dari ancaman kepunahan.
“Melindungi satwa liar sama dengan menjaga khazanah bangsa, karena satwa yang dilindungi seperti gajah, badak sumatera dan lainnya sudah punah, tentunya nilai sejarah bangsa kita akan berkurang di masa akan datang, “ kata Genman, kepada GoAceh Sabtu (6/8/2016).
Ia mengakui segala bentuk aksi pemburuan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertangung jawab di belantara Aceh, merupakan salah satu upaya untuk membunuh satwa dilindugi. Seperti kejadian seekor gajah jantan di pedalaman Aceh Timur yang terkena jeratan baru-baru ini.
“Ini salah satu bentuk perburuan liar, meski pemasang jeratan itu sendiri bukan sasarannya pada gajah, namun gajah juga terkena jeratan tersebut,“ kata Genman.
Katanya, terkait luka pada kaki gajah yang terkena jeratan tersebut telah diobati Tim Medis BKSDA. “Kemarin tim medis kita telah mengobati kaki gajah tersebut dan telah kita lepaskan kembali ke habitatnya. Namun dalam masa pengobatan gajah tersebut masih dalam pantauan kita,“ ujarnya.
Untuk menghindari kepunahan terhadap satwa liar, seperti gajah, badak, harimau dan orang utan, Kepala BKSDA Aceh mengajak masyarakat di daerah pedalaman Aceh untuk tidak memasang jerat, karena itu melanggar undang-undang dan dapat dihukum.
“Pemasangan jerat, penebangan liar dan aksi perburuan satwa liar merupakan salah satu bentuk yang dapat meningkatkan konflik satwa dengan manusia. Karena aksi tersebut akan mengganggu habitat satwa liar, sehingga satwa seperti gajah turusik dan kemudian mengganggu kebun masyarakat,“ pungkasnya.