Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
23 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
23 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
23 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
23 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
23 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Masa Panen di Bireuen, Harga Gabah Petani Merosot

Masa Panen di Bireuen, Harga Gabah Petani Merosot
Petani di Kecamatan Jeumpa, Bireuen membersihkan padi usai panen, belakangan harga gabah kering kembali merosot, Kamis (6/10/2016). [Joniful Bahri]
Kamis, 06 Oktober 2016 17:02 WIB
Penulis: Joniful Bahri
BIREUEN - Memasuki masa panen padi di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Bireuen, harga jual gabah kering kembali merosot tajam. Merosotnya harga gabah diduga permainan tengkulak (agen), serta kurangnya kepedulian Badan Urusan Logistik (Bulog) dan dinas terkait.

Menurut sejumlah petani kepada GoAceh, Kamis (6/10/2016) mengaku, pascapanen raya di sejumlah kawasan kecamatan di Bireuen, harga gabah anjlok menjadi Rp5.100 hingga Rp5.200 per kilogram, sebelumnya harga gabah di tingkat petani sempat terjual Rp5.500 per kilogram.

“Saat sekarang ini harga beli gabah di tingkat petani sangat rendah, sementara harga beli beras cukup mahal, seharusnya Bulog dan Pemarintah harus segera mengavaluasi kondisi ini,” kata Tarmizi, petani di Kecamatan Jeumpa.

Menurut Tarmizi, merosotnya harga gabah kering belakangan ini akibat adanya permainan tengkulak yang turun ke gampong-gampong. “Belakangan, mau tidak mau, para petani terpaksa harus menjual harga gabah sesuai harga yang ditawarkan agen, karena harus menutupi serta membayar biaya yang dikeluarkan ketikan masa tanam,” katanya.

Nada yang sama juga dikatakan Junaidi, petani lainnya. Menurutnya belakangan Bulog setempat hingga saat ini belum mampu mengatasi keluhan petani, sehingga patani harus merelakan penjualan gabah yang murah.

“Petani selama ini mengantungkan hidup dari hasil panen, biaya sekolah anak-anak, belum lagi pengeluaran saat pengolahan tanah, perawatan masa tanam hingga ongkos tanam," keluhnya.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Ekonomi, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77