Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
23 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
22 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
24 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
23 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
23 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
20 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Calon Pengantin Pernikahan Gaib dengan Panglima Burung Seorang Konsultan Bernama Linda Susanti

Calon Pengantin Pernikahan Gaib dengan Panglima Burung Seorang Konsultan Bernama Linda Susanti
Rumah yang akan dijadikan tempat pernikahan gaib. (viva)
Jum'at, 24 Februari 2017 11:12 WIB
JAKARTA - Kabar rencana pernikakan gaib antara seorang perempuan yang disebut-sebut titisan legenda penguasa Pantai Selatan Jawa, Nyi Roro Kidul, dengan Panglima Burung, menjadi perbincangan dan pro-kontra. Pesta pernikahan aneh itu akan digelar di Desa Telok Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Rabu (28/2/2017).

Dikutip dari viva.co.id, lima hari menjelang pesta pernikahan, pihak mempelai perempuan tiba-tiba mengklarifikasi bahwa yang akan menikah bukanlah titisan Nyi Roro Kidul.

Retno, perempuan yang selama ini disebut menjadi utusan pihak mempelai perempuan, justru menyebutkan bahwa yang akan menikah adalah perempuan keturunan manusia biasa. Informasi itu disampaikan oleh Retno kepada kepolisian dan Camat Katingan Tengah.

''Ibu Retno menyatakan itu kepada kami. Bahkan katanya, calon mempelai wanitanya itu saat ini berprofesi sebagai seorang konsultan,'' kata Kapolsek Katingan Tengah AKP Wahono, Jumat (24/2).

Menurut Wahono, berdasarkan pengakuan Retno, perempuan itu juga bukan memiliki nama Sri Buwono Jagat Prameswari, tetapi bernama Linda Susanti.

Karena itu, Retno mengaku cukup keberatan jika kemudian mempelai perempuan dikaitkan dengan titisan ratu penguasa laut Selatan Nyi Roro Kidul.

Sayangnya, hingga kini, Retno yang menjadi perwakilan mempelai perempuan tersebut, tetap belum bisa dihubungi. Telepon dan pesan singkat kepadanya juga belum direspons.

Jadi Pro-Kontra

Rencana perkawinan gaib antara seorang wanita yang mengaku titisan dari penguasa Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul, bernama Sri Buwana Prameswari dengan panglima suku Dayak bergelar Panglima Burung, yang tidak pernah diketahui wujudnya, menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat suku Dayak Kalimantan Tengah. Bahkan ada pihak yang terang-terangan meminta supaya kegiatan ini ditinjau ulang.

Pemuda Muhammadiyah Katingan adalah salah satu pihak yang menentang keras pelaksanaan perkawinan ini. Menurutnya, acara perkawinan seperti ini justru berpotensi bisa merusak tatanan adat dan budaya suku dayak itu sendiri.

''Saya sangat sependapat dengan apa yang disampaikan mantan Gubernur Kalteng, pak Teras Narang, yang meminta agar acara ini ditinjau ulang. Saya memahami maksudnya pak Teras itu kenapa demikian, acara ini terlanjur tersiar memakai nama suku Dayak, berarti siapa saja orang dayak tentunya akan terkena imbasnya,'' tegas Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Katingan, Luthfi Fauzi Maskati, via ponselnya, Kamis.

Menurut Luthfi pula, terkait masalah perkawinan ini, kesan yang mungkin muncul dipikiran pasti langsung mengarah kepada hal-hal yang berbau klenik dan tidak masuk akal. Apalagi dikatakan, dalam perkawinan ini nantinya mempelai laki-lakinya tidak akan nampak, dan yang terlihat duduk dipelaminan hanyalah mempelai wanitanya.

Alasan Teras Narang yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), menurut Luthfi, sangat mendasar sekali, sebab sebuah perkawinan tentunya harus berpedoman kepada aturan Negara sebagaimana yang diatur dalam UU Perkawinan No. 1 tahun 1974.

Sikap kontra juga ditunjukkan pihak Majelis Agama Hindu Kaharingan Kalimantan Tengah, yang menyatakan akan bersikap jika rencana perkawinan ini nantinya akan menggunakan adat perkawinan Hindu Kaharingan.

''Jika ada ritual keagamaan, kami akan bersikap. Ini tidak boleh, sebab perkawinan seperti ini tidak pernah ada dalam ajaran agama Hindu Kaharingan. Tapi kalau perkawinan itu sifatnya cuma adat biasa atau sifatnya hanya budaya tanpa ada ritual keagamaan, kami tidak masalah,'' ujar Ketua Majelis Agama Hindu Kaharingan Kalimantan Tengah, Walter S. Penyang, Kamis.

Soal perkawinan antara manusia khususnya orang Dayak dengan makhluk gaib sendiri, kata  Walter, memang pernah ada, tapi acara perkawinan ini sifatnya hanya internal saja, bukan  diekspos  besar-besaran seperti sekarang ini.

''Yang saya tahu perkawinan seperti ini adalah didasari mimpi seseorang atau untuk memenuhi janji, tapi acara tidak terbuka seperti sekarang ini, apalagi sampai diekspos besar-besaran di media. Ada apa sih sebenarnya di balik semua ini? Yang pasti kami dari Majelis Agama Hindu Kaharingan akan memantau terus acara ini,'' ucap Walter.***

Editor:hasan b
Sumber:viva.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum, Kalimantan Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/