Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
4 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
4 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
35 menit yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Home  /  Berita  /  Riau

Populasi Harimau Sumatera Ditaksir Tinggal 400 Ekor, Dirjen KSDAE KLHK: Mereka Top Predaktor

Populasi Harimau Sumatera Ditaksir Tinggal 400 Ekor, Dirjen KSDAE KLHK: Mereka Top Predaktor
Ilustrasi. (Internet)
Sabtu, 21 April 2018 16:56 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno mengatakan, bahwa populasi Harimau Sumatera diperkirakan tinggal sekitar 400 ekor.

Untuk saat ini, satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya tersebut, paling banyak ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

"Dari 400 ekor itu tersebar di Gunung Leuser hingga Kerumutan, Rimbang Baling, Bukit Tiga Puluh sampai ke Lampung," ungkap Wiratno di Kantor BKSDA Provinsi Riau, Jalan HR Soebrantas Pekanbaru, Sabtu (21/4/2018).

Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kesimbangan alam dan habitat para satwa liar tersebut. Salah satunya, mengenai kecukupan pakan dalam rantai makanan Harimau Sumatera yang merupakan predator puncak ini.

"Harimau ini top predator, harus ada siklus rantai makanannya. Kalau babi di hutan banyak diburu, harimau bisa kekurangan pakan. Ini juga berpengaruh," ujarnya.

Terakhir, Wiratno mengingatkan, bahwa segala jenis satwa liar yang ada di alam ini tidak akan mengganggu manusia selama tidak diganggu habitatnya.

"Mereka (satwa liar) tidak akan menggangu manusia jika tidak diganggu keluarganya, habitatnya dan rantai makanannya," tandasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/