Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
6 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
5 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
4 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
5
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
3 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
6
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
5 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat: Perlu Penelitian Terkait Potensi Ancaman Baru Gempa di Sumbar

Pengamat: Perlu Penelitian Terkait Potensi Ancaman Baru Gempa di Sumbar
ilustrasi
Rabu, 22 Agustus 2018 19:59 WIB
PADANG - Gempa terus mengguncang wilayah Sumbar, Sumut dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Senin (20/8/2018) sekitar pukul 17.25, gempa berkekuatan 4,0 SR mengguncang Sumbar dan dirasakan sebagian warga di Kota Padang dan Pesisir Selatan.

Hasil analisis BMKG Stasiun Geofisika Padangpanjang, episenter gempa terletak 32 km Tenggara Pariaman, pada kedalaman 10 km.

Plt Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padangpanjang, Fajar Dwi Prasetyo menyebutkan, hingga pukul 18.00 WIB, belum terjadi aktivitas gempa susulan.

”Namun, masyarakat kami imbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai diimbau agar tidak terpancing isu karena gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami,” ingat Fajar Dwi Prasetyo.

Dijelaskannya, dari kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut (sea floor faulting) yang terdapat antara Siberut dan Pantai Barat Sumbar.

Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran mendatar. ”Mekanisme sumber ini sesuai dan relevan dengan kondisi sesar bawah laut yang memiliki pergerakan mendatar di kedalaman 10 km di daerah tersebut,” ungkapnya.

Pengamat gempa dari Unand, Badrul Mustafa mengatakan, gempa tersebut pernah terjadi beberapa bulan lalu. Ini menunjukkan antara Pulau Siberut dan Pantai Barat Sumbar terdapat sesar mendatar. Mungkin sesar mendatar tersebut, jumlahnya tidak satu.

”Untuk mengetahui lebih dalam tentang sesar-sesar di Selat Mentawai ini diperlukan penelitian seismic marine. Penelitian seismik ini biasanya dilakukan melalui joint research dengan negara asing. Sebab biayanya besar sekali,” katanya seperti dilansir jpnn.com.

Badrul sendiri pernah mengikuti joint research Indonesia-Perancis dalam proyek SUMENTA I dan II tahun 1990-1992. Penelitian tersebut menemukan sesar Mentawai yang sejajar dengan sesar Semangko di daratan Sumatera.

”Penelitian SUMENTA tersebut tidak sampai melakukan lintasan di selat. Karena itu penting sekali dilakukan penelitian tentang sesar di selat ini. Siapa tahu ada sesar yang tidak sejajar dengan sesar Semangko dan Mentawai, tapi justru berarah ke Sumatera (barat),” jelasnya.

Kalau itu terjadi, kata Badrul, maka berarti ada ancaman baru atau ancaman tambahan terhadap wilayah Sumbar.

”Tapi jika nanti hanya ditemukan sesar mendatar yang sejajar dengan sesar Semangko dan sesar Mentawai, maka insya Allah itu tidak berbahaya. Artinya tidak ada sumber ancaman baru. Yang ada hanya ancaman dari Megathrust Mentawai saja,” ujarnya. ***

Editor:Arie RF
Sumber:jpnn.com
Kategori:Umum, GoNews Group, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77