Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ketua Fraksi Gerindra MPR: Oposisi Harusnya Jadi Teman Berdemokrasi, Bukan Musuh

Ketua Fraksi Gerindra MPR: Oposisi Harusnya Jadi Teman Berdemokrasi, Bukan Musuh
Diskusi Pembukaan Press Gatering MPR di Yogyakarta. (GoNews.co)
Sabtu, 20 Oktober 2018 02:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
YOGYAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) meminta pemerintah jadikan oposisi sebagai teman berdemokrasi, tidak dianggap sebagai musuh berkompetisi.

Ketua Fraksi Gerindra MPR Fary Djemy Francis mengatakan, demokrasi adalah cara paling tepat dalam menjalankan roda bernegara.

Menurutnya, kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat. "Namun ironisnya terkadang demokrasi saat ini malah melahirkan beragam persoalan yang justeru bikin perpecahan," ujarnya saat menjadi narasumber Fary Djemy dalam diskusi Press Gathering Pimpinan MPR RI Bertajuk Konsolidasi Nasional Menuju Pemilu 2019 di Yogyakarta, Jumat (19/10/2018) malam.

Ia mencontohkan, seperti konflik horizontal, kampanye Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), berita hoaks, fitnah, politik uang, dugaan keberpihakan penyelenggara dan lain sebagainya.

Dia melanjutkan, perbedaan dan perdebatan adalah hal biasa dalam demokrasi.

Sebab lanjut dia, Bangsa Indonesia pun bisa besar karena perdebatan panjang para founding father. Namun perdebatan itu dilakukan bukan untuk menghancurkan, tetapi dengan semangat saling menguatkan.

Karena itu sambung dia, pemerintah seharusnya berterima kasih kepada oposisi karena di saat pemerintah salah jalan, pihak oposisi lah yang meluruskan.

"Jangan anggap oposisi sebagai musuh berkompetisi, tetapi jadikan oposisi sebagai teman berdemokrasi," tandasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Negara Timur Tengah yang memiliki suku dan budaya nyaris sama kerap terlibat pertikaian dalam perbedaan. Sementara di Indonesia yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam, kata dia, tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan.

"Inilah potret salah satu hikmah perbedaan," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/