Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
3
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
21 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
21 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
22 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dokter Demo, Pasien Terlantar, Sekdaprov Riau: Jangan Korbankan Masyarakat

Dokter Demo, Pasien Terlantar, Sekdaprov Riau: Jangan Korbankan Masyarakat
Selasa, 27 November 2018 12:35 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Akibat aksi demo dan mogok yang dilakukan oleh beberapa dokter spesialis di Kantor Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Selasa (27/11/2018), pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, Provinsi Riau menjadi terganggu.

Terganggunya pelayanan ini terutama terlihat di antrian poliklinik dan rawat jalan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengaku prihatin dan sangat menyayangkan aksi mogok para dokter tersebut. Sebab, dalam hal ini, masyarakat dan pasien lah yang akan menjadi korban karena terlantar tidak diberi pelayanan pengobatan oleh dokter-dokter tersebut.

"Ini kan persoalan hukum dan sudah lama enam tahun lalu. Kita berharap para dokter jangan mengorbankan masyarakat dan pasien," kata Sekdaprov Riau ini di Kantor Gubernur Riau, Selasa (27/11/2018).

Menurutnya, unjuk solidaritas memang perlu, akan tetapi harus pula menimbang ruang dan waktu. Apa lagi masalah yang dihadapi rekan sejawat mereka ini berkaitan dengan hukum.

"Ini kan hukum. Kita pun tidak bisa memaksa. Ini kasus tahun 2012, itu masa Gubenur Riau Rusli Zainal dan Direktur RSUD Arifin Achmad Yulwiriati Moesa. Kasihan juga kalau Nuzeli (Dirut RSUD AA yang sekarang, red) harus terdampak masalah ini," tuturnya.

Sebelumnya, Dirut RSUD AA, dr Nuzeli Husnedi mengharapkan penahanan dokter RSUD dalam kasus alat kesehatan tersebut tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit tersebut.

"Kita harap tidak mengganggu. Kita lihat perkembangan jangan berdampak kepada pelayanan rumah sakit," kata Nuzeli.

Sementara itu, puluhan dokter di Pekanbaru menggelar aksi pasca ditetapkannya tiga dokter dalam kasus korupsi alat kesehatan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Mereka menunut adanya penangguhan penahanan hingga konflik antara rumah sakit dan dokter terselesaikan.

Mereka datang ke Kejari Pekanbaru sekitar pukul 08.45 pagi, Selasa. Pantauan GoRiau Kondisi saat ini, perwakilan dari dokter tengah bermediasi dengan pihak Kejari Pekanbaru di dalam kantor. Sementara rekannya masih memadati halaman kantor.

Selain aksi ini, sebelumnya Perhimpunan Dokter Bedah atau Ikabi juga melakukan aksi solidaritas dengan menangguhkan kegiatan bedah di wilayah Riau. Aksi ini dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan hingga ada kejelasan hukum terhadap tiga orang dokter yang ditahan tersebut.

Seperti diberitakan GoRiau.com sebelumnya, Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pekanbaru melakukan penahanan terhadap tiga orang dokter spesialis dan 2 pengusaha, Senin (26/11). Mereka ditahan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

''Para tersangka ditahan setelah menjalani proses tahap II dari Polresta Pekanbaru. Tiga dokter spesialis yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, dr Wl, dr Ks dan drg Ms,'' ujar Kepala Seksi Pidsus Kejari Pekanbaru Sri Odit Megonondo.

Sementara 2 pengusaha yang ditahan adalah YE SKp selaku Direktur CV PMR dan mantan anak buahnya Mk. Sebelum ditahan, kelima tersangka tersebut diperiksa kesehatannya terlebih dahulu oleh tim medis.

Setelah dinyatakan sehat, para tersangka disuruh menggunakan rompi oranye sebagai simbol tersangka korupsi, lalu digiring ke mobil tahanan untuk ditahan di Rutan Sialang Bungkuk.

''Dakwaan akan disiapkan agar perkara ini bisa segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk diadili,'' jelasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/