Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
7 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
7 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
7 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
6 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
7 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
6 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta
Mengurai Buku 'Tetap Kaya dan Bahagia di Usia Senja'

Betulkah Pengalaman Itu Guru Terbaik, Ini Kata Komaryatin

Betulkah Pengalaman Itu Guru Terbaik, Ini Kata Komaryatin
Rabu, 06 Februari 2019 20:10 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BULAN oktober tahun 1999 Kecamatan Siak resmi menjadi kabupaten tersendiri dan lepas dari Kabupaten Bengkalis. Banyak perubahan yang terjadi di tengah masyarakat baik segi ekonomi maupun gaya hidup.

Baca Juga: Komaryatin Ajak Pensiuanan Hidup Kaya dan Bahagia

Salah satunya dalam hal transportasi, setelah Siak menjadi kabupaten, sepeda seperti hilang, bahkan bagi yang berprofesi sebagai guru maupun siswa sudah menggunakan sepeda motor untuk transportasi.

Setelah resmi menjadi Kabupaten, Siak seperti kota lainya yang menjadi project pemekaran lainnya, banyak sekali perubahan termasuk pembangunan fisik, sehingga pada tahun itu banyak sekali para pengusaha atau masyarakat yang beralih profesi menjadi kontraktor.

"Entah bagaimana asal muasalnya, tahu-tahu ada salah seorang kontraktor menyewa motor saya selama 2 bulan dengan perhitungan sewa perhari Rp 50.000, dalam sebulan otomatis saya dapat Rp3.000.000. Uang tadi, akhirnya saya pakai untuk DP pengambilan sepeda motor baru," tulis Komaryatin dalam buku ke lima nya yang berjudul  'Tetap Kaya dan Bahagia di Usia Senja'.

Baca Juga: Manjadi Guru adalah Cita-citaku

Sejatinya, kata Komaryatin, Kota Siak tidak terlalu luas, namun berita dari mulut kemulut cepat menyebar, dalam waktu singkat informasi bahwa saya memiliki usaha penyewaan sepeda motor sudah tersebar luas.

"Bayangkan, dalam satu hari bisa 4 atau 5 orang datang dengan tujuan ingin menyewa motor. Dari situlah timbul pemikiran saya, untuk mulai mengkalkulasi tepatnya menghayal. Seandainya dua sepeda motor mampu menambah pemasukan Rp100.000 setiap harinya, bagaimana kalau 8 unit, saya tidak perlu pasang iklan, karena hampir disegala penjuru kota siak sudah tahu kalau saya memiliki usaha penyewaan sepeda motor,".

Dari pemikiran liar seperti ini, tanpa menerima saran dari siapapun sebagai pertimbangan, Komaryatin membuat keputusan yang hanya dilandasi satu keinginan yaitu mendapatkan untung yang sebesar-besarnya.

Baca Juga: Angan-angan Komaryatin Meraih Kesuksesan

Namun ternyata, keputusannya itu adalah merupakan awal malapetaka, atau keputusan yang membawa pada kesulitan dan kesengsaraan tiada tara.
 
"Untuk menambah sepeda motor saya mengajukan pinjaman kredit ke Bank dengan agunan SK PNS dengan jangka waktu 5 tahun. Sebulan dua bulan usaha memang lancar, uang masuk sesuai dengan yang dibayangkan pada bulan ketiga mulai timbul masalah. Masalah yang timbul antara  lain, pengembalian motor tidak tepat waktu, motor rusak peminjam tidak mampu memperbaiki, suku cadang atau onderdil mesin motor diganti atau ditukar, si peminjam tidak mampu membayar dan yang paling menyakitkan sepeda motor dibawa kabur," ceritanya.

Akhirnya pelajaran yang teramat pahit itu ia tahan sendiri, gajinya pun dipotong Bank, kemudian dia juga harus membayar angsuran sepeda motor selama 5 tahun.

"Saya mengalami kesulitan hidup luar biasa akibat salah mengambil keputusan. Yang lebih menyedihkan pada waktu itu bertepatan dengan ketiga anaknya yang mulai masuk sekolah ajaran baru di SMP dan SMA. Situasi pada saat itu seperti dalam api neraka dunia. Dan episode ini adalah episode paling membekas dalam kehidupan saya,".

Dan darti kejadian itulah dia mulai mengubah cara hidup dan tak lagi mengambil keputusan buru-buru. "Semua kejadian itu benar-benar menjadi guru terbaik saya,".

Hijrah

Baca Juga: Mantan Kepala Sekolah Dayun, Nyaleg Lewat Demokrat



"Ketika saya memasuki umur 40 tahun, ibu saya meninggal dunia menyusul ayah saya yang meninggal dunia terlebih dahulu. Padahal saya belum memenuhi janji saya, bahwa kelak saya akan menjadi kepala sekolah,".

Ia pun mengaku merasa sedih dan menyesal belum bisa membuat bangga kedua orangtuanya, terutma sang ibu.

Tahun 2000, satu tahun setelah Kecamatan Siak berstatus menjadi Kabupaten, Dinas Pendidikan di Siak pun mengadakan seleksi atau tes calon kepala sekolah.

"Tes ini seperti menyorongkan bantal terhadap saya, pada saat mengantuk. Tidak ada ba-bi-bu untuk minta pertimbangan, saya mendaftar untuk mengikuti seleksi. Saya mendaftarkan dan lulus. Alhamdulillah saya termasuk 10 besar," kenangnya.

Tiga tahun kemudian, atau setelah lulus ternyata Komaryatin tak kunjung dilantik, justeru ia heran, orang lain yang rangkingnya jauh dibawahnya malah sudah dilantik.

"Saya mulai gelisah dalam kegelisahan itu masuk informasi yang memberi tahu ke saya, bahwa ada orang penting yang sangat tidak menyukai saya, yang tidak menginginkan saya menjadi kepala sekolah. Saya memaklumi dan memahami mengapa orang penting tersebut tidak menyukai saya. Karena saya banyak memiliki kekurangan, baik secara fisik maupun non fisik,".

Namun saya tetap bersabar, sepeerti kata Dale Carnegie, penulis buku "Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia", didalam lorong persembunyian tidak ada orang atheis. Ketika orang merasa tidak memiliki siapa-siapa, sementara dia membutuhkan pertolongan, mau tidak mau orang tersebut akan merendah, berdoa dan bermohon kepada Allah SWT, agar dia berkenan mengulurkan 'tangannya' menarik dan membimbing nya sehingga bisa keluar dari permasalahan yang dihadapi.

"Dan saya yakin, dengan janji Allah, "barang siapa yang terdzalimi sementara dia sendirian maka Allah yang akan menolong".

"Dan diantara hamba Allah yang sangat menyadari bahwa dirinya sendirian adalah saya, yang dulunya menjalankan salat wajib sekedar menjalankan kewajiban, itupun selalu mengakhirkan waktu, sekarang setiap malam menjalankan salat sunah yang sangat popular dikalangan umat muslim yaitu tahajud,".

Di sepertiga malam terakhir, ia selalu bangun, bermunajat dengan penuh ketulusan dan sepenuh hati, agar Allah memberi jalan kepadanya dan bisa meraih cita-cita menjadi kepala sekolah.

Sekitar 3 bulan kemudian, Ia mendengar orang penting dimutasi. "Saya sangat bahagia mendengar berita ini. Dalam hati saya berbicara, penghalang saya tidak ada lagi, ada kemungkinan saya dilantik menjadi kepala sekolah. Dan Alhamdulillah pada akhirnya Allah mengabulkan doa dan cita-cita saya, saya dilantik menjadi kepala sekolah,".

Bisa dikatakan inilah episode paling spektakuler dalam hidupnya yang ia anggap sebagai momentum walau sedikit terlambat.

"Ini titik balik dari kehidupan spiritual. Saya merasa Allah benar-benar sayang. Bukti bahwa Allah adalah maha menepati janji. Saya yang didalam kehidupan sehari-hari  baik hubungan secara vertical maupun horizontal kurang baik, tapi ternyata dikabulkan juga doanya. Untuk kehidupan saya selanjutnya saya sangat bergantung kepada Allah dari hal kecil apalagi permasalahan cukup berat, saya selalu menghadirkan Allah untuk berkomunikasi dan bermohon kepadanya. Terimakasih ya Allah, sang penulis skenario terhebat yang telah membuat berbagai macam cara dan sebab agar hambamu mendekat kepadaMu,".

Itulah kenapa, Komaryatin yang juga maju sebagai Caleg DPRD Kabupaten Siak dari Partai Demokrat itu selalu membuat semua kejadian menjadi guru terbaiknya.

Keseriusan wanita yang sudah berusia 60 tahun itun mendaftarkan diri di bursa caleg partai Demokrat Siak juga tak jauh-jauh dari kegalauan soal dunia pendidikan.

Profesi yang ia geluti bertahun-tahun sebagai tenaga pendidik, tentunya ia sangat paham dan tahu bagaimana suka dan duka para guru di Siak dan Riau pada umumnya.

Ya.. memperjuangkan nasib para guru, adalah alasan pertama dan penyemangat baginya untuk maju dalam pemilu 2019 mendatang.

"Meski secara keseluruhan dunia pendidikan sudah lebih baik dari tahun ke tahun, tapi masih ada kekurangan dan perlu diperjuangkan," ujarnya kepada GoNews.co, Minggu (22/4/2018) yang lalu.

Berpuluh-puluh tahun menjadi guru ia sudah kenyang dengan asam garam kehidupan baik sebagai seorang tenaga pendidik maupun sebagai ibu wali murid dari anak-anaknya.

Ada kegalauan dihatinya yang ia tumpahkan dalam sebuah buku. Sudah beberapa buku berhasil ia tulis dan ternyata mendapat respons yang luar biasa bagi masyarakat. Bahkan buku-bukunya juga diapresiasi Bupati Siak Syamsuar kala itu.

Maraknya kekerasan di dunia pendidikan juga tak lepas dari pemikirinya. Komaryatin pun menyampaikan keprihatinan mendalam atas berbagai kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, yang mencoreng dunia pendidikan.

Mulai dari kasus kekerasan fisik, kekerasan psikis, sampai kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah. Mulai dari pemukulan sampai penghukuman tak wajar.

"Beberapa tahun terakhir, bahkan baru kemarin kembali terjadi kekerasan dalam dunia pendidikan. Bukan hanya murid yang jadi korban, bahkan guru pun ada yang meninggal dunia karena ulah sang murid. Ini harus dicarikan solusinya. Saya sebagai mantan guru ingin sekali merubah semua kekacauan ini. Jika terpilih dan diberi amanah menjadi wakil rakyat, tentu ini yang akan saya perjuangkan," tandasnya.

Ia pun mendorong adanya pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan peserta didik, mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) sampai SMA/sederajat. "Sedari dini anak harus dididik untuk melindungi tubuhnya agar tidak disentuh oleh orang lain selain dirinya sendiri," ujarnya.

Berdasarkan beberapa kasus penganiayaan seperti orangtua siswa terhadap salah seorang kepala SMP negeri di Pontianak dan kasus meninggalnya guru Budi di Sampang, Madura, kemudian oknum guru memukul murid di Bogor sangat viral dan mengejutkan banyak pihak.

Masyarakat pun kata Komaryatin, mempertanyakan ada apa dengan pendidikan di Indonesia sehingga anak didik bisa berbuat demikian. Para pemimpin organisasi guru pun kata dia beramai-ramai mengusulkan pembentukan Komisi Perlindungan Guru.

Ia pun memiliki cita-cita, agar sekolah-sekolah khususnya di Kabuten Siak, harus didorong membuka posko pengaduan dan mendorong anak-anak berani melapor jika mengalami kekerasan, baik kekerasan fisik, psikis, finansial, maupun seksual.

"Meskipun selama ini alhamdulillah di Siak belum terjadi, dan jangan sampai terjadi, tapi antisipasi diperlukan. Sistem perlindungan bagi anak korban dan anak saksi yang melaporkan kekerasan harus dijamin perlindungannya, dan pastinya, itu harus dibahas di Gedung DPRD terlebih dahulu sebelum diterbitkannya perda. Untuk itu jangan sungkan pilih saya nanti," ujarnya promosi.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/