Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
21 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
3
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
20 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
20 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
21 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Fahri Hamzah: Kalau Presiden Jokowi Sekedar Bangun Kota Silahkan, Asal Jangan Ubah Lanscap

Fahri Hamzah: Kalau Presiden Jokowi Sekedar Bangun Kota Silahkan, Asal Jangan Ubah Lanscap
Rabu, 01 Mei 2019 00:30 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan, kalau Presiden Joko Widodo atau Jokowi sekedar hanya membangun kota, silahkan membangunnya. Tetapi, jangan mengubah lanscap dan konsep yang sudah dibuat para pendiri bangsa ini.

"Sebab kalau kita merubah itu, bisa mengubur sejarah dan kita tidak tahu jati diri. Kita bisa menjadi bangsa yang kebingungan karena tidak punya catatan masa lalu," ujar Fahri Hamzan dalam keterangan tertulisya yang diterima wartawan, Selasa (30/4/2019).

Fahri menyatakan ini terkait adanya keinginan pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi untuk memindahkan Ibukota Negara Indonesia ke luar pulau Jawa.

Diingatkan bahwa konsep Ibukota Indonesia tidak bisa berubah dari konsep Ibukota yang digagas oleh Bung Karno (Presiden pertama RI), pada tahun 60-an yang desainnya mengikuti Ibukota Amerika Serikat yaitu Washinton DC yang berada di distrik of Colombia.

Makannya, tambah dia, kata-kata DKI itu dalam Undang-Undang nya adalah Daerah Khusus Ibukota, yang dimaksudkan sebagai Ibukota dalam desain tata kota yang dirancang oleh Bung Karno, yang didalamnya ada pusat Pemerintahan dan pusat sejarah.

"Jadi Ibukota dalam desain Bung Karno pada waktu itu harus punya dua hal, yakni pusat Pemerintahan dan pusat sejarah," sebut inisiaitor Gerakan Arag Baru Indonesia (GARBI) itu lagi.

Pusat pemerintahan, masih menurut Fahri dimaksdkan sebagai tempat bagi pengambilan keputusan terbaik bagi bangsa dan negara. Sementara pusat sejarah, itu maksudkan sebagai memory bersama anak-anak bangsa, agar kita sebagai bangsa punya rujukan untuk mengingat tentang apa yang dialami bangsa, secara khusus dan dunia pada umumnya.

"Itu lah sebabnya kalau kita melihat konsep-konsep seperti ini berkembang, misalnya Bung Karno pergi ke Brazil dan melihat kota Brazilia yang disainnya memang mengikuti konsep yang berkembang di AS. Jadi filosofi Ibukota itu berasal dari Bung Karno, sehingga pemerintahan ini tidak boleh keluar dari konsepsi pemikiran Bung Karno tentang Ibukota," pungkas Anggota DPR RI dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/