Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
19 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
18 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
19 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

BNPB: Dua Meninggal Dunia, Lebih dari 2.000 Mengungsi Pascagempa Maluku Utara

BNPB: Dua Meninggal Dunia, Lebih dari 2.000 Mengungsi Pascagempa Maluku Utara
Senin, 15 Juli 2019 16:29 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Gempa bumi magnitudo 7,2 yang terjadi pada Minggu (14/7) mengakibatkan dua orang meninggal dunia (MD). Lebih dari 2.000 mengungsi di 14 titik pengungsian.

Berdasarkan informasi yang diterima GoNews.co, dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Desa Gane Luar dan Desa Papaceda, sedangkan pengungsian terbanyak berada di Kecamatan Bacan Selatan. Jumlah penyintas di titik tersebut mencapai 1.000 orang.

Sementara itu, para korban telah mendapatkan penanganan darurat dari pemerintah daerah dan institusi terkait lainnya. Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019.

"Gempa juga berdampak pada kerusakan bangunan dan infrastruktur lain. Kerusakan unit rumah di Desa Ranga ranga, Kecamatan Gane Timur 20 unit, Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat 28 unit, dan Desa Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara 6 unit. Ketiga desa ini berada di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan," ujar Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,Dr. Agus Wibowo, Senin (15/7/2019) siang.

Sementara itu, kerusakan rumah di Desa Kluting Jaya, Kecamatan, Weda Selatan, Halmahera Tengah kata Dia, ada sekitar 5 unit, sedangkan kerusakan 2 unit jembatan terjadi di Desa Saketa.

"Hingga kini beberapa kendala dihadapi dalam penanganan darurat. Akses jalan ke lokasi terdampak hanya melalui laut dikarenakan akses jalan darat masih belum terbangun. Rute yang dapat ditempuh yaitu rute Ternate - Sofifi melalui speed boat dan dilanjutkan perjalanan darat dari Sofifi menuju ke Saketa. Kemudian Ternate ke Labuha dengan pesawat atau kapal ferry. Labuha menuju ke Saketa membutuhkan waktu 5 jam dengan speed boat," tandasnya.

Menurut Agus Wibowo, masyarakat pesisir pantai saat ini masih mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Beberapa gempa susulan tercatat setelah gempa bermagnitudo 7,2 tersebut. "BMKG mencatat 65 kali gempa susulan dengan kedalaman rata-rata 10 km hingga 15 Juli 2019, pukul 07.00 WIB," paparnya.

Gempa yang terjadi pada pukul 16.10 WIB ini juga dirasakan dengan lokasi berada pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut Labuha - Maluku Utara) dengan kedalaman 10 Km. Goncangan kuat sebesar V MMI di daerah Obi, III MMI di Labuha, II - III MMI di Manado dan Ambon, dan II MMI di wilayah Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow.

Sementara itu, PVMBG melaporkan pada Minggu (14/7) gempa dirasakan dengan sekala II-III MMI di Pos Pengamatan G. Gamalama dan II MMI di Pos Pengamatan G. Dukono.

Gempa dirasakan kuat di Kota Ternate selama 2-4 detik, masyarakat terlihat panik dan berhamburan keluar rumah. BPBD Halmahera melaporkan bahwa gempa dirasakan kuat di Kabupaten Halmahera selatan selama 2-5 detik dan masyarakat panik berhamburan keluar rumah.

Berdasarkan pantauan PVMBG, lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif yang berada di daerah tersebut. Pusat gempa bumi berada di darat. Wilayah-wilayah yang dekat dengan sumber gempa disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen berumur Tersier yang dapat bersifat urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated) sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi.

"Masyarakat di Ternate dan Kabupaten Halmahera Selatan tetap dapat menikmati layanan Telkomsel secara normal baik layanan Voice, SMS maupun layanan data dikarenakan tidak ada gangguan yang bersifat massif. Sebelumnya, BTS sempat mengalami gangguan, namun sudah normal kembali sejalan dengan pulihnya aliran listrik di wilayah tersebut. Serta sarana dan fasilitas penyaluran BBM dan Elpiji Pertamina tidak mengalami kerusakan akibat gempa, sehingga layanan komoditas energi tersebut masih berjalan normal," pungkasnya.***



wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/