Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
22 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
20 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
22 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
22 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
22 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
18 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mukhtamar STII Canangkan Program '1 Kabupaten, 100 Hektar Padi'

Mukhtamar STII Canangkan Program 1 Kabupaten, 100 Hektar Padi
Ilustrasi tumbuhan padi: Wikipedia.
Sabtu, 23 November 2019 17:05 WIB
Bogor - Serikat Tani Islam Indonesia (STII) menggelar mukhtamar kelimanya di Pesantren Darul Fallah, Bogor, Jawa Barat. Hajat lima tahunan itu, berlangsung dua hari yakni Sabtu (23/11/2019) hingga Ahad (24/11/2019).

Sekretaris Jenderal STII, Fathurrahman Mahfudz menuturkan, pemilihan lokasi ini dikarenakan Pesantren Darul Fallah merupakan salah satu penggagas lahirnya STII. Pesantren yang diinisiasi oleh KH Soleh Iskandar, Mohammad Natsir dan mantan Menteri Pertanian Mohammad Sarjan ini, menjadi Pesantren terintegrasi yang memadukan antara materi keislaman dengan budi daya pangan.

"Kita ingin mengembalikan spirit teman-teman supaya memberikan komitmen yang penuh dan menyeluruh terhadap dunia pertanian," kata Fathurrahman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/11/2019).

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, generasi muda STII perlu melihat kembali kerja para pendahulu yang telah terbukti dalam mengembangkan pesantren pertanian.

"Kiai Soleh Iskandar adalah mantan ketua umum STII dua periode-dari tahun 1952 sampai 1970, dan pengurus Masyumi," ujarnya.

Kandidat kuat Ketua Umum STII ini menjelaskan, merujuk pada tema Muktamar 'Kedaulatan Pangan Menuju Petani Sejahtera', STII ingin membuat gerakan pangan nasional yang selaras dengan program Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mempertahankan kedaulatan pangan merupakan suatu kewajiban.

"Maka, nanti diantara program Muktamar, hari Ahad kita ada pelatihan pangan dengan mikroba google untuk meningkatkan kualitas pangan," katanya.

Dalam dua hari ke depan, akan dilakukan berbagai sidang pleno hingga pemilihan umum dan diakhiri dengan pelatihan teknologi pangan serta penandatangan kerjasama dengan PT OASE yang disaksikan oleh Bank BRI, Bulog dan Asuransi Jasindo.

"STII akan menggerakkan setiap kabupaten untuk menanam padi sebanyak 100 hektar, jika kita punya 100 kabupaten, berarti secara nasional kita menanam 10 ribu hektare. Dengan begitu kita bisa meningkatkan produktivitas dengan target delapan ton per hektar," ujarnya.

Melalui teknologi mikroba google ini, nantinya para petani dalam waktu singkat. Sehingga dalam setahun petani dapat melakukan tiga hingga empat kali panen.

"Kerja-kerja kecil yang kita lakukan serius, maka dampaknya akan sangat besar. Masalah petani kita rata-rata pascapanen, nah ini yang ingin kita garis bawahi," ucapnya.

Sementara, ketua pelaksanan Muktamar, Nu'man Iskandar mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh stakeholder, sehingga kegiatan ini dapat terealisasi dengan baik.

"Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras, kepada para penasehat, para donatur, dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan, semoga kerja keras ini berubah hasil yang baik," tuturnya.

Dia melanjutkan, selain kaya dengan sumber lndonesia merupakan negara agraris. Ini menjadikan hampir sebagian bahan makanan dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.

"Tentu potensi ini harus kita kelola dengan baik. Indonesia pernah mendapatkan penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization/Organisasi Pangan dan Pertanian) saat Pak Harto memimpin. Kesuksesan ini kami yakin dapat terulang jika kita mau bekerja keras, cerdas dan ikhlas," ujarnya.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Jawa Barat, DKI Jakarta, Politik, Ekonomi, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/