Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
2 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
49 menit yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
1 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
28 menit yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gus Aam, Cucu Pendiri NU: Saat Ini NU sedang Sakit Parah

Gus Aam, Cucu Pendiri NU: Saat Ini NU sedang Sakit Parah
Senin, 30 Desember 2019 15:22 WIB
JAKARTA - Agus Solachul Aam Wahib alias Gus Aam yang merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Wahab Chasbullah, menilai bahwa PBNU sedang mengidap sakit parah. Ia mengaku sangat menyayangkan kondisi tersebut mengingat NU lahir dari perjuangan para pendahulunya.

"Saat ini NU betul-betul dalam keadaan sakit. Kalau saya bilang sakitnya parah sekali," katanya saat menghadiri peringatan Maulid Nabi yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu (29/12).

Bukan tanpa alasan. Gus Aam lantas membeberkan kondisi yang mencerminkan sakit parah tersebut.

Pertama, organisasi Islam yang berdiri sejak 1926 itu terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu struktural atau pengurus organisasi yang tergabung dalam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan kubu kultural merujuk kepada anggota yang tidak menjadi pengurus.

Gus Aam menilai anggota kubu struktural PBNU cenderung melahirkan kebijakan yang melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART). Dia mengaku tengah merancang pertemuan kyai dan zuriah (tokoh ulama keturunan pendiri NU) di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta guna membahas perkembangan NU terkini.

Rencananya pertemuan di Jawa Timur diadakan pada Februari mendatang, lalu menyusul pertemuan di Jawa Tengah pada Maret. Pertemuan kyai dan zuriah dilanjutkan pada April di Jawa Barat, kemudian hasil akhir akan dibawa ke DKI Jakarta.

"Ini yang saya sangat prihatin betul, kami sudah kaji. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa dialog, komunikasi, dan musyawarah dengan PBNU bahwa yang dilakukan di kepengurusan PBNU banyak yang keliru, salah, dan melanggar AD ART NU," paparnya.

Kedua, ajaran NU yang merujuk kepada ahlussunnah wal jama'ah telah banyak disusupi oleh mazhab (aliran) tertentu. Akibatnya melenceng dari kaidah ahlussunnah wal jama'ah itu sendiri.

Dulu, lanjut Gus Aam, anggota NU senantiasa menjaga kerukunan dalam tubuh NU sendiri maupun dengan organisasi lainnya seperti Muhammadiyah.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Gus Aam mengaku tengah merencanakan pembentukan komite khitah, yang nantinya bertanggung jawab untuk membawa NU kembali kepada khittah atau jati dirinya. Dia berharap pada kyai dan zuriah dapat ikut serta dalam Muktamar NU yang akan diselenggarakan pada Oktober 2020 mendatang.

"Sehingga kami bisa mewarnai, bisa membentuk NU harus kepada jati dirinya dan khitah-nya sehingga kami bisa berjuang seperti dahulu kala," katanya.

Sementara Ketua Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas saat dihubungi untuk menanggapi pernyataan Gus Aam. Namun yang bersangkutan belum merespons.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:CNNIndonesia.com
Kategori:DKI Jakarta, Pendidikan, Peristiwa, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77