Sumbangan Artis Ini untuk Hadapi Corona di Atas Standar Minimal Sumbangan di WHO

JAKARTA - Artis Indonesia Nikita Mirzani menyatakan akan menyumbang Rp 100 juta untuk membantu hadapi Corona di tanah air. Nilai sumbangan Nikita, lebih besar dari nilai minimal sumbangan Corona yang digalang WHO.

"Mudah-mudahan bisa mengurangi penyebaran virus corona yang ada di Indonesia ini," kata Niki, sapaan akrab Nikita Mirzani tepat di hari ulang tahunnya yang ke-34, Selasa (17/3/2020).

Dalam video yang Ia unggah di akun Instagramya, Ia berharap aksi sosialnya ini bisa menginspirasi pihak lain di dalam negeri.

"Mudah-mudahan ini bisa mencetus para figur publik lainnya dan orang-orang yang punya uang di luar sana," kata Niki dalam video yang disaksikan GoNews.co, Kamis (19/3/2020).

Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi Corona/Covid-19. Untuk menghadapi virus yang telah menyebar di berbagai di negara ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitranya membuka penggalangan dana untuk memungkinkan individu, perusahaan, dan institusi swasta di mana saja di dunia untuk bersama-sama berkontribusi menghadapi Corona.

"Kami berada pada titik kritis dalam respons global terhadap COVID-19 - kami membutuhkan semua orang untuk terlibat dalam upaya besar-besaran ini untuk menjaga dunia tetap aman," kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam siaran yang dikutip GoNews.co, Kamis (19/3/2020).

Mengutip www.COVID19ResponseFund.org, sumbangan bisa disalurkan dengan nilai minimal 25 Dollar AS atau setara dengan Rp 397 ribuan dalam kurs saat ini.

Tertinggi, setiap orang, kelompok, maupun lembaga, bisa menyumbang sebanyak 2.500 Dollar AS atau senilai kurs 39,7 miliaran rupiah.

Penyumbang, hanya perlu memilih nominal-nominal sumbangan yang tersedia dan mengisi kolom-kolom dalam total 4 langkah singkat. Itu hanya satu cara untuk memberi sumbangan.

Situs itu menyebut, "Sumbangan mendukung pekerjaan WHO untuk melacak dan memahami penyebaran virus; untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dan pekerja garis depan mendapatkan pasokan dan informasi penting; dan untuk mempercepat upaya mengembangkan vaksin, tes, dan perawatan,".***