Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
17 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
17 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
16 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
18 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  Umum

Covid-19 jadi Katalisator Perubahan, Indonesia Memasuki Krisis Multidimensi

Covid-19 jadi Katalisator Perubahan, Indonesia Memasuki Krisis Multidimensi
Ilustrasi. (Gambar: Tom Baker via Pshicologytoday.com)
Sabtu, 09 Mei 2020 16:50 WIB
JAKARTA - "Covid-19 telah menjadi katalisator yang mempercepat terjadinya proses perubahan global. Tinggal bagaimana selanjutnya setiap komponen memanfaatkan ini sebagai momentum dalam memperbaiki bumi, manusia dan interaksi diantara keduanya," bunyi kutipan dokumen kajian IGJ.

Dalam kajiannya, Indonesia for Global Justice (IGJ) menyatakan, Pandemi Corona/Covid-19 telah membawa Indonesia memasuki krisis multidimensi, yang berpeluang jauh lebih besar dari krisis ekonomi global tahun 2008 atau bahkan dari krisis Asia tahun 1998.

Fakta bahwa 80 negara telah mengajukan permintaan bantuan kepada IMF (International Monetary Fund), mendorong IMF pada tanggal 27 Maret 2020 lalu menyatakan, dunia telah memasuki resesi ekonomi secara global. Menjadi sebagian kecil data yang tersaji dalam kajian yang dirilis beberapa waktu lalu itu.

"Ya multidimensi karena pertama misalnya soal ekonomi, lihat bagaimana dampaknya jelas telanjang mata. Lihat bagaimana kebijakan ekonomi pemerintah, lihat juga bagaikan potret PHK terjadi dimana-mana, aktivitas ekonomi masyarakat kecil menurun, dan potret lainnya yang begitu jelas telanjang mata," kata Maulana, perwakilan IGJ saat dihubungi, Sabtu (9/5/2020).

Indonesia, kata Maulana, juga telah mamasuki krisis demokrasi. Maulana, menyinggung peretasan seluler aktivis dan beberapa insan pergerakan, termasuk wartawan di tengah pandemi. "Kebebasan berekspresi dibatasi,".

Ada juga krisis pangan. "Ini tidak bisa kita abaikan. Pemerintah juga telah menyampaikan pentingnya mewaspadai ini. Faktanya sekarang, negara-negara juga membatasi ekspor bahan pangan mereka. Pangan mereka kini difokuskan untuk kebutuhan domestiknya,".

"Berbagai data telah kami sampaikan dalam kajian. Semoga kita semua bisa lebih peduli untuk membaca situasi lebih dalam," kata Maulana.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Nasional, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/