Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Ambulans Bawa Pasien Reaktif Corona Dihadang Warga, Baru Bisa Lewat Setelah Polisi Tiba

Ambulans Bawa Pasien Reaktif Corona Dihadang Warga, Baru Bisa Lewat Setelah Polisi Tiba
Mobil ambulans membawa pasien reaktif ke rumah karantina Wisma Wanagama di kawasan hutan Wanagama, Desa Banaran, Playen. (suharjono/sindonews.com)
Jum'at, 22 Mei 2020 15:35 WIB
GUNUNGKIDUL - Mobil ambulans yang membawa pasien reaktif virus corona hasil rapid test menuju kawasan hutan Wanagama dihadang warga Desa Banaran, Playen, Gunungkidul, Jumat (22/5/2020) pagi.

Dikutip dari sindonews.com, Ketua PMI Gunungkidul Iswandoyo mengatakan, ambulans milik PMI yang membawa pasien usai menjalani swab di rumah sakit itu tidak dibolehkan warga melalui jalan utama di desa tersebut.

Warga beralasan, karena berdasarkan kesepakatan, pasien yang dikarantina di Wanagama harus melalui jalur kawasan hutan blunder.

''Jadi mobil sempat tertahan. Akhirnya, kami meminta bantuan polisi dan akhirnya diizinkan lewat,'' terangnya kepada wartawan di Wonosari Jumat (22/5/2020).

Dijelaskannya, pihaknya memang terpaksa tidak melalui jalur kesepakatan antara gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Gunungkidul bersama pihak Desa Banaran. Hal ini karena jalurnya cukup ekstrem sehingga bisa membahayakan pasien dan juga pengemudi ambulans.

''Karena pertimbangan jalur yang curam, maka kami meminta ambulans tetap melalui jalur utama. Terlebih lagi itu bukan jalan desa, namun jalan kabupaten,'' katanya.

Penghadangan mobil ambulans yang membawa pasien juga disesalkan Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih. Dia berharap, masyarakat bisa memahami dan menyadari dengan kondisi saat ini.

''Kami berharap semua memiliki empati dan juga semangat kebersamaan. Jadi kami meminta warga Desa Banaran membolehkan akses jalan,'' ulasnya.

Menurutnya, dengan hal ini, dia yakin bahwa sudah ada standar penanganan atau dikenal dengan protokol Covid-19. ''Jadi semua menggunakan prosedur, warga tidak perlu takut. Mari kita jaga bersama dengan sifat gotong royong. Semua demi kemanusiaan dan bagaimana agar pandemi segera berakhir,'' katanya.

Menurut Endah, kasus ini semestinya harus disikapi dengan arif dan bijaksana. ''Gugus tugas juga harus melakukan gerakan penyadaran agar pola penanganan bisa sesuai dengan rencana dan juga prosedur,'' pungkasnya.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Peristiwa, Kesehatan
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/