Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
23 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
2
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
21 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
3
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
4
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
21 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
5
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
6
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
20 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
Home  /  Berita  /  Nasional

17 Kementerian Tangani Stunting, Menko PMK: Bukannya Selesai, Malah Remuk

17 Kementerian Tangani Stunting, Menko PMK: Bukannya Selesai, Malah Remuk
Menko PMK Muhadjir Effendy. (pikiranrakyat.com)
Selasa, 15 September 2020 17:33 WIB

JAKARTA - Banyaknya kementerian terlibat menangani stunting di Tanah Air, ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, kondisi tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9/2020).

''Stunting itu, itu yang urusi 17 Kementerian. Tumpang tindih. Over lapping, banyak tangan, bukan selesai, malah remuk, overload,'' ungkapnya dalam Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9/2020).

Muhadjir mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kementerian yang menangani stunting harus mempertanggungjawabkan penyelesaian masalah tersebut.

Sebab, tegasanya, anggaran yang digunakan untuk penekanan stunting ini terbilang besar. ''Ada usulan ke Presiden, harus ada terobosan, siapa yang bertangung jawab, karena anggaran cukup besar,'' kata Muhadjir. 

Muhadjir sebelumnya menyebut, angka kekurangan gizi alias stunting di Indonesia hingga kini mencapai lebih dari 27 persen. Sementara, angka kelahiran di Indonesia per tahunnya mencapai 447 juta orang.

''Problem yang paling berat adalah stunting atau kerdil. Kerdil ini tidak hanya fisik tetapi juga otak yang lebih berbahaya. Sekarang ini angka kelahiran kita sekitar 447.800.000 per tahun, itu angka stuntingnya masih 27 persen lebih,'' ujarnya.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mencanangkan tahun 2024, angka stunting harus ditekan hingga 14 persen.

Menurut Muhadjir, target tersebut luar biasa berat. Namun, dia mencoba mencari strategi untuk mengatasi angka stunting.***

Editor:hasan b
Sumber:kompas.com
Kategori:Politik, Pemerintahan, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/