Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
21 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
21 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
20 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
21 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Soal Film 'My Flag' Gus Hasyim: Kita Warga NU Saja Jijik Melihatnya

Soal Film My Flag Gus Hasyim: Kita Warga NU Saja Jijik Melihatnya
Tangkap layar opening Film My Flag. (Foto: Youtube.com)
Selasa, 27 Oktober 2020 16:26 WIB
JAKARTA - Tjetjep Muhammad Yasin, akrab dipanggil Gus Hasyim, alumni PP Tebuireng, Jombang ini mengaku prihatin menyaksikan film pendek “MY FLAG – MERAH PUTIH VS RADIKALISME’ Short Movie tayang di Kanal Youtube NU Channel, Kamis (22/10/2020).

"Ini film sadis. Pertama, menjustifikasi bahwa perempuan bercadar, laki-laki celana cingkrang itu anti Merah Putih. Kedua, pertikaian perempuan sampai merampas cadar lalu mencampakannya, ini menunjukkan betapa jahat pembuat film tersebut," jelasnya, Senin (26/10/2020).

Menurut lelaki yang berprofesi sebagai pengacara ini, sutradara film tidak mengerti Islam, tidak paham tentang Islam, tidak mengerti hukum cadar, tidak mengerti celana cingkrang.

"Saya heran, di situ ada Gus Muwafiq. Apa tidak tahu bahwa kakek-kakek kita, para penjuang kemerdekaan Republik Indonesia ini, (dulu) banyak yang bangga dengan celana cingkrang," tandasnya.

"Begitu juga soal cadar. Hukum memakai cadar, Itu sudah jelas. Ada yang menghukumi wajib, silakan. Ada menanggap sunnah, mongo. Ada yang berpendapat, muka wanita itu tidak bukan aurat, silakan. Semua memiliki hujjah tersendiri," lanjutnya.

Ia juga mempertanyakan, sejak kapan kita menghukumi pemakai cadar itu anti-Merah Putih. Menurutnya, ini menandakan dangkalnya pemahaman pembuat film terhadap Islam.

"Atau ini skenario ‘jual beli’ untuk mengadu domba umat Islam. Warga NU sendiri jijik melihat film seperti itu. Terbukti respon negatif atas film ini, jauh lebih besar ketimbang yang mendukung," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Duta.co
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/