Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
10 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
10 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
9 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
9 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
9 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
9 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Politik

Komisi X DPR Desak Nadiem Efektifkan Program Kampus Mengajar

Komisi X DPR Desak Nadiem Efektifkan Program Kampus Mengajar
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PAN, Zainudin Maliki. (Foto: Istimewa)
Kamis, 11 Februari 2021 11:53 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan menyarankan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mempertimbangkan ulang pelaksanaan program Kampus Mengajar.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PAN Zainuddin Maliki pun mengapresiasi kebijakan tersebut. Tapi ia sekaligus berharap program Kampus Mengajar betul-betul efektif.

"Dari sisi konsep bagus, tapi efektivitasnya yang penting. Akuntabilitas itu bukan hanya akuntabilitas program, prosedur, keuangan, tapi juga akuntabilitas manfaatnya," ujar Zainuddin, Kamis (11/02/2021) di Jakarta.

"Nanti anggarannya sudah tersedia apa belum, seberapa efektivitasnya. Ini program Mas Menteri di situ bagus-bagus, tapi efektivitasnya yang belum," sambung dia lagi.

Zainuddin menuturkan, selain konsep yang bagus, implementasi di lapangan juga harus mendukung. Menurut dia, akan percuma jika konsep bagus akan tetapi eksekusi di lapangan malah berantakan.

"Policy yg bagus, tapi eksekusi buruk, ya hasilnya buruk. Implementasi jauh lebih penting daripada policy itu sendiri, bisa jadi bad policy tapi good execution itu hasilnya bisa good result," tutur dia.

Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim menggagas program Kampus Mengajar sebagai salah satu solusi atas kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dialami siswa jenjang pendidikan dasar selama pandemi Covid-19.

Untuk itu, mahasiswa semester 5 ke atas diminta mendaftar menjadi pengajar di Sekolah Dasar (SD) di wilayah domisilinya. Sekolah yang menjadi prioritas sasaran khususnya yang berakreditasi C dan berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan, Terluar).

Sepanjang program, mahasiswa diminta mengajar 6 jam per hari secara daring dan luring. Selama masa program, mahasiswa dijanjikan menerima biaya kuliah, uang hidup dan nilai setara 12 satuan kredit semester (SKS).

Kampus Mengajar Angkatan 1 Kemendikbud sebagai bagian progam Kampus Merdeka resmi diluncurkan pada Selasa (9/2/2021). Dalam Peluncuran Kampus Mengajar 2021 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menantang para mahasiswa magang mengajar melalui program ini.

"Bagi mahasiswa yang berpartisipasi di dalam acara ini, saya berharap bisa mengajar adik-adik Sekolah Dasar (SD) selama 12 minggu di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)," ujarnya, melalui zoom webinar Peluncuran Kampus Mengajar.

Nadiem mengatakan, selama ini ada sekitar 67 juta siswa yang terpaksa belajar di rumah akibat pandemi Covid 19. Apalagi, banyak orangtua yang terpaksa beradaptasi dengan sistem pendidikan selama Covid 19. Untuk itu, dengan dibukanya Kampus Mengajar Angakatan 1 tahun 2021 yang bekerja sama dengan LPDP, hal ini bisa menjadi realisasi dan implementasi Kampus Merdeka.

Ia mengatakan, mahasiswa yang ikut program ini dapat mengasah kepemimpinan dan kematangan sosial. Di sisi lain, Nadiem juga mengingatkan semua perguruan tinggi akan hak para mahasiswa selama pandemi.

"Untuk itu, saya juga meminta ibu bapak pimpinan perguruan tinggi bisa memfasilitasi mahasiswa di luar program studi, dan di luar kampus. Kampus harus merevisi kurikulum selama pembelajaran di masa pandemi agar lulus tepat waktu," kata dia.

Ia juga meminta kampus bisa memudahkan pendaftaran dan konversi SKS Kampus Merdeka. Sementara, Direktur LPDP Rionald Silaban mengatakan ada anggaran Rp 70 triliun hasil kelola dana kepentingan pembiayaan beasiswa dan riset.

"Dengan jumlah anggaran yang besar, kami berharap setelah lulus, mahasiswa bisa membantu permasalahan negara. Termasuk dapat memberikan kontribusi di dunia pendidikan akibat dampak Covid 19," ujarnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/