Jika Empat Pilar Diingkari, Gus Jazil Sebut Negara Ini Bisa Bubar
Penulis: Muslikhin Effendy
Demikian diungkapkan Gus Jazil sapaan akrabnya saat memberikan materi sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan ratusan warga Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Jakarta Pusat, Jumat (12/3/2021).
Empat Pilar MPR yang Ia maksud adakah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Gus Jazil mengatakan, sosialisasi merupakan tugas MPR yang mesti dilakukan sesuai dengan amanat UU MD3. Empat Pilar MPR menurutnya adalah bagian dari rukun bernegara.
"Bila salah satu rukun itu diingkari maka negara ini bisa bubar," ujarnya.
Untuk itu kata Gus Jazil, warga negara wajib menjalankan rukun bernegara agar bangsa ini tetap kokoh dan kuat sepanjang masa.
Agar umat Islam tidak alergi dengan dasar dan pilar bernegara. Gus Jazil pun menjelaskan, bahwa Pancasila merupakan ijtihad dari para ulama. Hal demikianlah yang membuat Pancasila tidak bertentangan dengan agama Islam. "Tidak ada nilai-nilai Pancasila yang bertentangan dengan nilai-nilai agama," tandasnya.
Peran ulama dan santri dalam perjuangan bangsa Indonesia, menurunnya juga sangat vital dan penting. "Negara ini lahir dari perjuangan para ulama," tuturnya.
"Sebelum ada TNI, laskar-laskar, seperti Laskar Sabilillah, yang diaktifi oleh para santri, ulama, dan ummat Islam. Inilah berkah dari perjuangan ulama, santri, dan ummat Islam," paparnya.
Meski demikian, Gus Jazil menjelaskan, bahwa bangsa ini lahir dari kesepakatan bersama. "NKRI lahir dari kesepakatan persatuan," ucapnya.
Kesepakatan persatuan itu kata Gus Jazil, salah satunya juga datang dari para alim ulama. "Sebagai negara kesepakatan yang didirikan oleh ulama maka kita perlu menjaga bangsa Indonesia. Kesepakatan ini sudah final, NKRI harga mati," tegasnya.
Peran besar yang dilakukan atau diperankan ulama dan santri inilah yang membuat calon Ketua PWNU DKI Jakarta ini mendorong agar para santri tidak keder atau minder dalam mengisi pembangunan.
"Kan sudah ada presiden dan wakil presiden yang latar belakangnya ulama dan santri. Peran ulama dan santri dalam ikut proses pembangunan sangat penting dan diharapkan. Merekalah yang akan mendorong nilai-nlai dan semangat keagamaan dalam pembangunan. Diibaratkan, pembangunan tanpa nilai-nilai agama seperti Fir’aun yang membangun piramid-piramid besar," urainya.
Sebagai kader NU, dirinya juga terus mendorong organisasi yang didirikan KH Hasyim Asyari ini terus mengawal moral dan persatuan bangsa.***
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Politik, MPR RI, DKI Jakarta |