Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
20 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
20 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Kritik Rencana Impor Beras, DPR: Baru Wacana Saja, Harga Gabah di Petani Anjlok Sekarang

Kritik Rencana Impor Beras, DPR: Baru Wacana Saja, Harga Gabah di Petani Anjlok Sekarang
Anggota Komisi IV DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah. (foto: Istimewa)
Rabu, 17 Maret 2021 13:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan mengimpor beras di musim panen, dikritik Anggota Komisi IV DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah. Karena menurutnya, stok beras nasional saat ini maih mencukupi dan tak perlu impor.

"Stok beras kita sangat banyak dan mencukupi. Apalagi bulan Maret - April adalah musim panen raya di berbagai daerah di Indonesia. Saya kira klaim Kementerian Perdagangan yang menyebut impor beras tidak akan menjatuhkan harga gabah juga tidak benar, karena kenyataannya berbeda dengan di lapangan," kata Ema dalam keterangn pers yang diterima GoNews.co, Rabu (17/3/2021).

"Hanya dengan wacana impor beras saja harga gabah di petani sudah jatuh di angka Rp 3.500 per kilogram bahkan ada yang lebih rendah," tambahnya.

Ema pun menyampaikan, berdasarkan data Perum Bulog, hingga 14 Maret 2021, di Gudang Bulog masih tersimpan 883.585 ton beras yang terdiri 859.877 ton stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial.

Dari jumlah stok CBP itu ada 106.642 ton beras hasil impor 2018 yang telah mengalami penurunan mutu, sehingga harus dicampur (oplos) dengan beras baru agar bisa dikonsumsi.

Pada 2018 Bulog mengimpor 1.785.450 ton yang sebagian masih tersisa saat ini dan ini membuktikan bahwa selama ini impor beras memang tidak sesuai dengan data kebutuhan dalam negeri. "Beras yang masih ada saat ini perlu segera disalurkan ke pasar dan masyarakat agar jumlah beras yang mengalami penurunan mutu tidak bertambah banyak," harap Ema.

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menambahkan, rencana Impor di tengah stok yang masih melimpah itu menunjukkan buruknya tata perencanaan dan kelola pemerintah.

Khususnya, Kementerian Perdagangan mengenai perberasan. Data Kementerian Perdagangan berbeda dengan data Dirjen Tanaman Pangan dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian pertanian yang menyebut produksi dalam negeri masih mencukupi kebutuhan.

"Kami meminta sebaiknya pemerintah membuka data ke publik mengenai stok beras dan jumlah kebutuhan nasional, apakah impor dibutuhkan atau tidak. Sehingga publik dapat menilai dan pemerintah transparan dalam mengambil kebijakan," jelas Ema.

Sebelumnya, Pemerintah dikabarkan akan melakukan impor beras sebanyak sekitar 1 juta ton pada awal tahun ini.

Klaim pemerintah, impor terpaksa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional. Beras impor akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah menyebutnya dengan istilah iron stock.

Rencana impor beras ini telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas. Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Budi Waseso mengaku tak mengusulkan impor beras pada tahun ini. Langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.

"Kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor," beber Buwas, sapaan akrabnya, Rabu (17/3/2021).***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/